Hadapi MEA, Prabowo Nilai Jokowi Kebanyakan Teori
calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto menilai langkah Jokowi tidak masuk akal dan bersifat teori saja.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut Joko Widodo mempunyai beberapa cara menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA/Perdagangan bebas). Salah satu caranya, Jokowi akan membangun technopark dan tempat pelatihan.
Tujuan dari technopark seperti itu untuk menaikkan kualitas produk barang dan jasa di dalam negeri. Sehingga pada saat MEA berlangsung, produk dalam negeri tidak kalah dengan barang impor.
"Waktu mepet pembangunan technopark, tempat pelatihan segera dikerjakan. Tinggal setahun tidak ada ruang lagi untuk mau tidak mau," ujar Jokowi dalam debat capres, Minggu (22/6/2014).
Menanggapi hal tersebut, calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto menilai langkah Jokowi tidak masuk akal dan bersifat teori saja. Pasalnya Prabowo menilai tidak mungkin membangun technopark hanya dalam waktu satu tahun saja.
"Pendapat pak Jokowi bertentangan dengan saya, itu terlalu teoritis," ujar Prabowo menanggapi.
Prabowo menilai perdagangan bebas hanya tinggal 1 tahun. Tentu saja hal tersebut beda saat menghadapi situasi perang.
"Tidak semudah itu kita menghadapi serangan. Kita bangun industri menahan serangan, investasi kita benahi. Hemat anggaran, APBD, APBN, tutup kebocoran, kurang yang menghamburi rakyat baru kita investasi baru kompetitif baru hadapi serangan," papar Prabowo.