Apindo Puji Komitmen Jokowi Kembangkan Industri Pertahanan Dalam Negeri
Dalam debat Capres Minggu (22/6/2014) lalu, Jokowi memilih mengutamakan industri pertahanan dalam negeri dibandingkan mengimpor dari luar negeri.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Franky Sibarani memuji komitmen Calon Presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan dan menguatkan industri pertahanan dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan alutsista TNI.
Dalam debat Capres Minggu (22/6/2014) lalu, Jokowi memilih mengutamakan industri pertahanan dalam negeri dibandingkan mengimpor dari luar negeri.
Hal ini menjawab pertanyaan Prabowo Subianto tentang pemenuhan kebutuhan persenjataan, termasuk impor Tank Leopard.
Menurut Franky Sibarani, pandangan Jokowi tersebut sesuai dengan pelaksanaan Undang-Undang (UU) No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Ditegaskan, UU itu mewajibkan Indonesia memproduksi sendiri senjata maupun alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang lain di dalam negeri.
Jika dilakukan impor senjata terbatas hanya alutsista yang tidak bisa diproduksi di Indonesia. Tapi, dengan masih disyaratkan alih teknologi agar dalam waktu tertentu semua diproduksi perusahaan dalam negeri.
“Implementasi undang-undang tersebut terbukti mampu menggerakkan industry pertahanan dalam negeri. PT PINDAD, PT DI dan PT PAL kembali bangkit dengan memenuhi pesanan persenjataan TNI. Komitmen Jokowi penting untuk memastikan bangkitnya industry pertahanan dalam negeri,” tegas Franky Sibarani di Kantor Media Center JKW4P, Jalan Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2014).
Karena itu, Ketua Apindo ini meyakini komitmen Jokowi untuk mengutamakan produk dalam negeri mampu mendorong pertumbuhan industri nasional secara keseluruhan dan melindungi dalam persaingan perdagangan global.
Apalagi, Indonesia sudah terikat berbagai perjanjian kerjasama perdagangan, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan mulai diimplementasikan tahun 2015.