Bicara Keberagaman Jokowi Angat Profil Ahok dan Lurah Susan
"Dulu ada tiga nama yang menjadi wakil gubernur. Kemudian saat memilih wakil, saya mau Pak Basuki Tjahaja Purnama. Ini pertama kali," ujar Jokowi.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo menjelaskan keberagaman yang telah ia jalani semasa masih aktif menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta di hadapan ribuan warga Tionghoa di Ballroom Hotel Sun City, Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Pria yang akrab disapa Jokowi ini memulai ceritanya ketika masih menjadi calon gubernur DKI tahun 2012. Saat itu ia disodorkan tiga nama yang akan menjadi calon wakil gubernur DKI. Dari semua nama, Jokowi lebih senang memilih Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari kalangan Tionghoa.
"Dulu ada tiga nama yang menjadi wakil gubernur. Kemudian saat memilih wakil, saya mau Pak Basuki Tjahaja Purnama. Ini pertama kali, jadi wakil gubernur dan di DKI. saya berani menunjuk pak Basuki," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan dirinya tidak ragu sama sekali ketika berdampingan dengan Ahok menghadapi pasangan calon lain dalam Pemilihan Gubernur DKI. Ternyata, hasil yang didapat adalah dirinya terpilih menjadi Gubernur DKI dan Ahok menjadi Wakilnya.
"Ternyata yang kami kalkulasi betul. Putaran pertama menang. Semua kaget tapi saya tidak kaget," ucap Jokowi.
Begitu pula ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI, menghadapi persoalan yang menyangkut anak buahnya, Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli. Warganya melakukan penolakan terhadap Susan dikarenakan dari kalangan non Muslim.
"Saya didemo empat kali saat itu karena Lurah Susan agamanya beda dengan penduduk di sana. Bapak-ibu ini adalah kewenangan saya. Jangan ikut campur ya. Saya sampaikan itu adalah kewenangan saya. Saya sampaikan tidak. Saya tidak akan utak-atik. Sampai detik ini tidak ada masalah," kata Jokowi.
Dengan fakta yang disodorkan itu, Jokowi meyakini bahwa masyarakat saat ini sadar bahwa hidup berdampingan itu adalah hal yang penting demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Masyarakat sekarang ini sudah dewasa. Dan tidak pernah mempermasalahkan dari ras apa, suku apa. Yang paling penting bisa menyelesaikan masalah dan problem yang ada. Sekarang semuanya seperti itu. Jangan ditarik kemana-mana," tutur Jokowi.