Jokowi Tepis Isu Sensitif di Depan Kyai dan Santri
Isu tersebut adalah penghapusan sertifikasi guru, penghapusan pemberian beras miskin (raskin) dan isu anaknya memiliki kewarganegaraan singapura.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN – Joko Widodo (Jokowi), calon presiden dengan nomor urut dua, menepis beberapa isu dalam sambutannya di hadapan petinggi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khairiyah Cilegon, Tangerang, pada hari ini (1/07/2014).
Isu tersebut adalah penghapusan sertifikasi guru, penghapusan pemberian beras miskin (raskin) dan isu anaknya memiliki kewarganegaraan singapura.
"Saya tidak pernah berniat menghapus sertifikasi guru, itu sama sekali tidak benar, termasuk beras raskin yang katanya mau saya hapus," kata Jokowi di Cilegon, Banten, Selasa (01/07/2014).
Jokowi juga mengatakan bahwa ada isu bahwa anaknya memiliki kewarganegaraan Singapura. Jokowi membantah tidak ada unsur Warga Negara Asing (WNA) dari orangtuanya.
"Mana bisa warga negara asing, wong bapaknya mukanya ndeso begini kok, itu kan isu yang dikaitkan dengan persoalan agama," katanya.
Jokowi pun meminta agar para relawan di setiap daerah untuk mengetuk pintu keluarga dan kerabat untuk memilih nomor urut dua. Bahkan Jokowi meminta agar mereka tidak mundur ketika menghadapi sentimen negatif.
"Terus maju, kalaupun ada yang menolak jelaskan alasannya, kalau ada yang menyetujui (memilih nomor urut dua), diamkan saja," katanya.