PKS Sulsel: Santri Kok Tak Tahu Bahasa Arab
Belasan pemuda mengatasnamakan santri, di Makassar kembali berunjuk rasa, Jumat (4/7/2014), di kantor DPW PKS Sulsel,
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Belasan pemuda mengatasnamakan santri, di Makassar kembali berunjuk rasa, Jumat (4/7/2014), di kantor DPW PKS Sulsel, Jl Andi Pangerang Petta Rani dan kolong flyover Jl Urip Sumoharjo.
Mereka menuntut lagi Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Fahri Hamzah meminta maaf atas kicauannya melalui akun Twitter @fahrihamzah, “Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!”
Di kantor PKS, pengunjuk rasa yang terdiri Laskar Santri Nusantara Sulsel, PMII Cabang Makassar, GP Ansor Makassar, Garda Bangsa Makassar, Gemasaba Sulsel, dan Jaringan Pelajar Nahdliyin meminta DPP PKS menjatuhkan sanksi kepada Fahri.
“PKS melabeli diri sebagai partai dakwah yang sangat bertentangan dengan sikap Fahri tersebut,” kata Koordinator Laskar Santri Nusantara Sulsel, Bakri Ridwan Opan.
Sebagai bentuk protes lainnya, pengunjuk rasa sempat membakar foto Fahri. Atas permintaan tersebut, PKS Sulsel menjanjikan akan meneruskannya kepada DPP PKS. Namun, PKS Sulsel memberi catatan.
“Ini pernyataan individu Fahri Hamzah, bukan partai,” kata Sekretaris Bidang Pembinaan Keummatan PKS Sulsel, Andi Hadi Ibrahim Baso yang menerima pengunjuk rasa dan meminta tak mengasosiasikan perilaku Fahri dengan perilaku mayoritas kader.
Pada awal menemui pengunjuk rasa, Hadi sempat melontarkan ucapan berbahasa Arab. Namun, karena tak direspon, dia pun balik melontarkan kritik. “Santri kok tak tahu bahasa Arab,” katanya di dekat sejumlah jurnalis peliput dengan nada rendah.
Sebaliknya, pengunjuk rasa mengkritik Fahri dan PKS melalui poster. "Urusan sapi dikorupsi, urusan santri dibilang sinting."; "Lebih baik Hari Santri Nasional daripada Hari Sapi Nasional."; dan "Fahri Hamza harus direvolusi mental."
Usai menemui pengunjuk rasa, dia pun sempat masuk ke kantor sejenak dan kemudian berdialog serta menerima pernyataan sikap pengunjuk rasa.
Dalam dialog itu, Hadi yang mengaku pengasuh pondok pesantren menyebut pengunjuk rasa sebagai pendukung pasangan calom presiden dan wakil presiden, Jokowi-JK. “Kita beda, kami nomor satu, Anda nomor dua,” katanya menyebut.
Sontak, pengunjuk rasa yang dikoordinatori M Irfan Ilyas itu memprotes. “Kami klarifikasi, kami ke sini bukan karena dukungan capres. Kalau menguntungkan secara partai, urusan mereka yang berpolitik,” kata Irfan.
Sepekan sebelumnya, Jumat (26/6/2014), Laskar Santri Nusantara Sulsel mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi-JK. Deklarasi ini juga dihadiri kader Ansor dan PMII.(*)