Seknas Jokowi Kerahkan Relawan Jadi Saksi di 17 Ribu TPS DKI
Peran relawan sebagai saksi dinilai penting untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan serta mengamankan suara Jokowi-JK di Pilpres 2014
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi mengerahkan relawannya menjadi saksi di sekitar 17 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di DKI Jakarta. Peran relawan sebagai saksi dinilai penting untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan serta mengamankan suara Jokowi-JK di Pilpres 2014.
Kepala Divisi Pengkajian Seknas Jokowi, Hilmar Farid Setiadi menjelaskan pentingnya posisi saksi dalam Pilpres 2014. Untuk itu, Relawan Seknas Jokowi mendapatkan pembekalan atau pelatihan saksi bertajuk "Hanya Kecurangan yang Dapat Mengalahkan Jokowi-JK". Kegiatan itu berlangsung, di Jakarta, kemarin. Tidak hanya pembekalan teknis prosedur pilpres di tingkat TPS, para relawan juga diberi petunjuk peran mereka dalam pengawasan kecurangan dan pelaporannya.
“Saksi merupakan bagian penting dan strategis guna kelancaran pelaksanaan Pilpres. Selain itu, keberadaannya juga sangat berarti dalam mewujudkan proses demokrasi yang jujur, adil dan transparan. Karena itu kita adakan pelatihan saksi ini agar para relawan bisa memahami posisinya sebagai saksi, yang akan mengikukti proses pemilihan presiden ditingkat TPS,” ujar Hilmar Farid dalam keterangannya, Sabtu (5/7/2014).
Seknas Jokowi, kata Hilmar, meminta kepada para relawan peserta pembekalan saksi bisa mengajak sebanyak 10 orang untuk direkrut menjadi saksi. Dengan demikiandi setiap TPS akan ada sekitar 10 orang yang memantau sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan bisa diminimalisir.
"Dengan jumlah 17.000 lebih TPS di DKI Jakarta, maka kebutuhan relawan untuk menjadi saksi di TPS minimal sebanyak 170.000 orang. Dalam waktu seminggu ini, jumlah kebutuhan saksi itu akan kita penuhi," ujar Hilmar.
Hilmar juga berharap para relawan pendukung Jokowi bisa menenangkan diri dan tidak terpancing provokasi saat memasuki masa tenang.
Masa tenang, katanya, sebaiknya digunakan para relawan untuk menjaga dukungan warga kepada Jokowi-JK di wilayahnya masing-masing agar tidak berpaling ke capres lain.
“Suasana tenang ini harus dijaga supaya para relawan tidak mudah terpancing jika ada provokasi dari pihak lain yang akan memperkeruh keadaan, sehingga akan mencederai proses demokrasi dalam Pilpres 2014 ini,” jelas Hilmar Farid.