Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasyim Muzadi: Jatim Sarang Manipulator Pemilu

Menurutnya, Jatim merupakan daerah rawan kecurangan pemilu.

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Hasyim Muzadi: Jatim Sarang Manipulator Pemilu
TRIBUN/DANY PERMANA
Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla berbincang bersama mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi (kanan) saat menghadiri pertemuan dengan ulama Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu (4/6/2014). Pada hari pertama masa kampanye, JK yang berpasangan dengan Calon Presiden Joko Widodo, bersilaturhami dengan ratusan Kyai NU di Jakarta. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta semua pihak terkait untuk mengawal suara rakyat pada pemilu presiden 9 Juli lalu.

Dari sekian banyak daerah, Jawa Timur perlu mendapat perhatian khusus. "Secara umum proses penghitungan suara dari tingkat ke tingkat di seluruh Indonesia harus dijaga. Tapi khusus Jatim harus ada perhatian lebih," kata Hasyim di Jakarta, Sabtu (12/7/2014).

Menurutnya, Jatim merupakan daerah rawan kecurangan pemilu.

"Karena di Jatim masih bersemayam gembong-gembong manipulator suara yang licin, sangat berpengalaman dan lihai. Mereka mampu membungkus kecurangan dengan bungkus hukum yang sah," kata pengasuh ponpes Al-Hikam Malang dan Depok ini.

Bahkan, kata Hasyim, metode kecurangan pemilu di Jatim banyak diadopsi oleh kalangan manipulator tingkat nasional.

"Manipulasi tersebut menghasilkan uang besar dan jabatan. Oleh karenanya masyarakat jatim harus terlibat dalam menahan manipulasi ini, terutama para santri, Ansor, Banser agar ikut menjadi relawan melawan kecurangan," katanya

Dalam jangka pendek, katanya, perjuangan ini untuk menyelamatkan pilpres dan jangka panjangnya untuk agar Indonesia mempunyai pemilu yang jujur .

Berita Rekomendasi

"Tanpa pemilu yang jujur tidak mungkin lahir pemimpin di indonesia yang jujur. Lalu apa akibatnya untuk negara? Terlebih lagi racun manipulasi ini telah merasuki sebagian kecil pemimpin umat sehingga kehilangan keseimbangan," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas