Masyarakat Dibuat Bingung Hasil Quick Count Pilpres yang Berbeda
Dimas mengatakan untuk meluruskan kebingungan di masyarakat sehingga diperlukan institusi yang bisa mengaudit lembaga survei itu.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
![Masyarakat Dibuat Bingung Hasil Quick Count Pilpres yang Berbeda](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140627_161829_media-australian-pertanyakan-survei-presiden-indonesia.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan, Dimas Oky Nugroho, menilai rilis dari sejumlah lembaga survei yang berbeda mengenai pasangan Capres-Cawapres yang unggul dalam pemilihan presiden 9 Juli lalu menyebabkan masyarakat bingung.
"Masyarakat menjadi bingung, pasangan Capres-Cawapres mana yang sebenarnya unggul dan lembaga survei mana yang hasilnya dapat dipercaya," ujar Dimas di Cikini Jakarta, Senin (14/7/2014).
Dimas mengatakan untuk meluruskan kebingungan di masyarakat sehingga tidak terjadi krisis kepercayaan diperlukan institusi yang bisa mengaudit lembaga survei tersebut.
Sehingga, lanjut Dimas, dapat diketahui mana lembaga independen yang hasilnya merefleksikan fakta dilapangan.
" Perlu adanya lembaga yang independen yang mengaudit, mensertifikasi serta menelaah cara bagaimana lembaga survei melakukan risetnya. Sehingga masyarakat tahu mana lembaga survei yang kredibel dan mana yang tidak," ujar Dimas.
Dimas mengatakan tidas bisa menyalahkan quick count dengan terjadinya perbedaan hasil yang signifikan antar lembaga survei sekarang.
"Tidak bisa menyalahkan quick count, karena quick count penting sebagai data pembanding dalam proses demokrasi. Yang harus diperhatikan justru lembaga survei mana yang pantas untuk merilis hasil risetnya," ujar Dimas.