Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masyarakat Dibuat Bingung Hasil Quick Count Pilpres yang Berbeda

Dimas mengatakan untuk meluruskan kebingungan di masyarakat sehingga diperlukan institusi yang bisa mengaudit lembaga survei itu.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Masyarakat Dibuat Bingung Hasil Quick Count Pilpres yang Berbeda
http://www.smh.com.au
The Sydney Morning Herald, salah satu media Australia, menyoroti sikap lembaga survei di Indonesia atas pergeseran tren dukungan pemilih untuk Pemilu Presiden 2014. Tulisan tersebut pertama kali tayang pada Rabu (25/6/2014), di-capture pada Jumat (27/6/2014) dengan menutup bagian iklan pada halaman tersebut. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Koordinator Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan, Dimas Oky Nugroho, menilai rilis dari sejumlah lembaga survei yang berbeda mengenai pasangan Capres-Cawapres yang unggul dalam pemilihan presiden 9 Juli lalu menyebabkan masyarakat bingung.

"Masyarakat menjadi bingung, pasangan Capres-Cawapres mana yang sebenarnya unggul dan lembaga survei mana yang hasilnya dapat dipercaya," ujar Dimas di Cikini Jakarta, Senin (14/7/2014).

Dimas mengatakan untuk meluruskan kebingungan di masyarakat sehingga tidak terjadi krisis kepercayaan diperlukan institusi yang bisa mengaudit lembaga survei tersebut.

Sehingga, lanjut Dimas, dapat diketahui mana lembaga independen yang hasilnya merefleksikan fakta dilapangan.

" Perlu adanya lembaga yang independen yang mengaudit, mensertifikasi serta menelaah cara bagaimana lembaga survei melakukan risetnya. Sehingga masyarakat tahu mana lembaga survei yang kredibel dan mana yang tidak," ujar Dimas.

Dimas mengatakan tidas bisa menyalahkan quick count dengan terjadinya perbedaan hasil yang signifikan antar lembaga survei sekarang.

Berita Rekomendasi

"Tidak bisa menyalahkan quick count, karena quick count penting sebagai data pembanding dalam proses demokrasi. Yang harus diperhatikan justru lembaga survei mana yang pantas untuk merilis hasil risetnya," ujar Dimas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas