Andi Mattalatta: Partai Golkar Harus Diselamatkan Dengan Munas
Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Andi Mattalatta, menyebut Partai Golkar kini tengah mengalami keterpurukan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Andi Mattalatta, menyebut Partai Golkar kini tengah mengalami keterpurukan.
Hal itu bisa dilihat dari buruknya pencapaian Partai Golkar pada pemilihan legislatif (pileg) 9 April lalu, yang hanya bisa meloloskan 91 orang kadernya ke Senayan.
Kepada wartawan di gedung Perintis Kemerdekaan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2014), Andi juga menyinggung soal konsolidasi dan kaderisasi partai yang tidak berjalan dengan baik.
Selain itu ia pun menyayangkan Partai Golkar secara institusi tidak mengirimkan satu pun kadernya untuk maju di pemilihan presiden (pilpres).
Untuk mengevaluasi hal tersebut, maka forum yang tepat adalah Musyawarah Nasional (Munas).
"Manajemen partai tidak jalan, sehingga perlu ada dorum untuk (mengetahui) kenapa ini bisa terjadi," katanya.
Munas adalah perhelatan yang menurut Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) digelar setiap lima tahun terakhir.
Munas terakhir digelar pada 2009 lalu di Pekan Baru, dengan hasilnya adalah Aburizal Bakrie (ARB), ditunjuk sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Maka sudah saatnya tahun ini kembali digelar Munas.
Andi menyebutkan permintaan dirinya dan sejumlah kader Partai Golkar agar segera digelar Munas, tidak berkaitan dengan keputusan ARB yang membawa partai berkoalisi dengan Pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Walaupun Jusuf Kalla (JK), yang.
Merupakan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar yang kini maju mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
Soal keputusan apakah ARB akan diperpanjang kepengurusannya, atau justru malah diganti, kata dia hal itu akan diputuskan di Munas. Kata dia tak ada seorang pun yang boleh menunda digelarnya Munas.
"Buat saya sebagai orang partai, penyelematan yang penting," ujarnya.
Perkara ARB akan diganti dan siapa gerangan yang akan mengisi posisi Ketua Umum DPP, Andi mengaku tidak mau ambil pusing. Menurutnya yang terpenting saat ini adalah langkah penyelamatan partai.
Wacana Munas tersebut awalnya muncul setelah tiga orang kader Partai Golkar, yakni Poempida Hidayatullah, Agus Gumiwang dan Nusron Wahid, dipecat karena mendukung Jokowi - JK.
Hal itu kemudian memunculkan protes keras dari sejumlah kader, dan memunculkan wacana Munas. Belakangan wacana Munas makin keras didengungkan ketika Partai Golkar memutuskan bergabung dengan Koalisi Merah Putih Permanen, yang digagas pasangan Prabowo - Hatta.