Pengamat: Prabowo-Hatta Diyakini Ksatria Terima Kekalahan
"Saya yakin jiwa sportivitas Prabowo pasti bisa menerima kekalahan. Tidak ada yang malu atau dipermalukan," ujar pengamat politik Ari Junaedi.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ari Junaedi menilai pasangan Prabowo-Hatta sebagai ksatria menerima kekalahan jika hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014. Karenanya, pendukung juga harus legowo.
"Saya yakin jiwa sportivitas Prabowo pasti bisa menerima kekalahan. Tidak ada yang malu atau dipermalukan. Kontestasi pilpres adalah memilih putra-putra terbaik bangsa. Prabowo, Jokowi, JK dan Hatta adalah putra terbaik bangsa," demikian ujar Ari di Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Ia menganjurkan agar orang-orang di lingkaran Prabowo memberinya masukan untuk bisa berjiwa besar menerima keunggulan Jokowi-JK. "Jika masih memungkinkan, toh Pilpres 2019 masih ada kesempatan selama rakyat menghendaki," sambung Ari yang juga dosen Universitas Diponegoro Semarang.
Berdasar suara yang masuk pusat data KPU mendekati 100 persen. Masyarakat independen yang melakukan hitung riil berdasar pindai formulir C1, www.kawalpemilu.org, sudah menunjukkan Jokowi-JK kemungkinan besar mendapat suara terbanyak dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.
Hasil perhitungan suara dalam situs www.kawalpemilu.org itu berdasar formulir C1, DA1, bahkan DB 1 yang ada dalam website KPU, sama dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei seperti Pol Tracking Institute, SMRC, Litbang Kompas, RRI, Indikator Politik, Lingkaran Survei Indonesia, Populi Center.
Diakui Ari, laman www.kawalpemilu.org merupakan bentuk partisipasi aktif masyarakat yang menjadi fenomena baru kelas menengah dalam mengawal jalannya demokrasi. "Kita harus berterima kasih kepada penggerak kawalpemilu.org di tengah ketidakpercayaan masyarakat akan hasil hitung cepat lembaga survei abal-abal," terang Ari.
Dari data scan form C1 yang dipublikasikan KPU per pukul 19.35 WIB, Prabowo-Hatta memperoleh 58.498.365 atau 47,19 persen, sementara Jokowi-JK 65.464.676 atau 52,80 persen. Masih ada sekitar 0,09 persen data yang belum dihitung. Selisih suara keduanya mencapai 6.966.311.
Data itu mirip dengan hitung riil C1 KPU yang diunggah di situs www.kawalpemilu.org. Pada pukul 18.00 WIB, situs itu menempatkan Jokowi-JK unggul dengan 52,83 persen atau 66.968.113 suara, mengalahkan Prabowo-Hatta yang memperoleh 47,16 persen atau 59.786.128 suara. Data TPS yang sudah masuk 460.466 dari total 476.717.