Tim Kamnas Jokowi Minta Polisi Usut Tuntas Penusukan Pemulung Pendukung Jokowi
Tjahjo menyebutkan bahwa Syarifudin adalah pemulung yang biasa memasang spanduk kampanye Jokowi - JK
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Tjahjo Kumolo, Ketua Tim Kampanye Nasional (Kamnas) pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Hatta Rajasa, mengaku prihatin dengan peristiwa penusukan pemulung pendukung Jokowi bernama Syarifudin, di rel Kereta Api Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu malam (19/7/2014).
Dalam pemaparannya di posko tim Kamnas, di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2014), Tjahjo menyebutkan bahwa Syarifudin adalah pemulung yang biasa memasang spanduk kampanye Jokowi - JK.
Ia pun meminta Trimedya Panjaitan, Ketua Bidang Hukum tim Kamnas Jokowi - JK, untuk meminta Polri agar kasus tersebut dapat diungkap, dan pelakunya bisa menerima hukuman yang setimpal.
"Pak Trimedia minta Polri untuk menuntut tuntas, untuk mengungkap siapa yang melakukan penganiayaan ini dan sebagainya," ujar Tjahjo.
Selain itu tim Kamnas Jokowi - JK juga siap menanggung biaya pengobatan Syarifudin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Dalam kesempatan tersebut pun Tjahjo menghimbau bendahara tim Kamnas untuk menjenguk Syarifudin di RSCM.
"Kami meminta bendahara agar ke RSCM, ada pemulung sampah yang sempatkan sehari-hari memasang spanduk banner Pak Jokowi-JK, dia ditusuk orang yang tak bertangung jawab untuk dibiayai penuh sampai sembuh," ujar Tjahjo menginstruksikan timnya.
Terkait dugaan motif politis, sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu enggan berspekulasi. Ia mengaku belum tahu detail kasus penusukan tersebut, dan baru mengetahui korban adalah pendukung Jokowi - JK.
"Yang pasti kita minta Polri mengusut kasus ini sampai tuntas," ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Syarifudin ditusuk oleh rekannya sesama pemulung yang dalam keadaan mabuk alkohol. Awalnya korban diajak untuk mengkonsumsi minuman keras tersebut, namun Syarifudin menolaknya.
Setelah menolak ajakan tersebut Syarifudin sempat menanyakan pelaku yang diketahui bernama Gondrong itu, tentang siapa pemenang pemilihan presiden (pilpres) 2014. Gondrong menjawab nama calon presidennya yang berbeda dengan calon yang didukung Syarifudin. Korban kemudian membalas dengan menyebut nama calon presidennya, lalu pergi meninggalkan pelaku.
Saat beranjak pergi tiba-tiba pelaku menusuk korban di pinggang bagian belakang sebelah kiri, dengan menggunakan pisau lipat. Gondrong pun kabur setelah melakukan penusukan tersebut.
Kapolsek Metro Tebet, I Ketut Sudarma saat dihubungi TRIBUNnews.com, menyebutkan kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan politik. Kata dia korban tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu, dan tidak mempunyai hak pilih karena tidak memiliki KTP. Menurut Kapolsek, korban menduga pelaku kesal dengan dirinya karena diduga sudah mengganggu kekasih Gondrong.