Nusron Wahid: Jelang 22 Juli GP Ansor dan Banser Pilih Perbanyak Amal
GP Ansor dan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) serentak akan menggelar khataman Al-Qur'an 30 Juz,
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GP Ansor dan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) serentak akan menggelar khataman Alquran 30 Juz, sambil menunggu penetapan hasil Pilpres 2014 yang direncanakan pada 22 Juli.
"Apapun hasil Pilpres dan siapapun pemenangnya, lebih-lebih Jokowi-JK, merupakan kemenangan rakyat yang patut disyukuri kepada Allah SWT," kata Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid, di Jakarta, Senin (21/7).
"Alhamdulillah proses demokrasi di Indonesia bisa berjalan dengan baik. Kalau ada gesekan ya wajar, meski berat menanggulanginya. Namanya juga kompetisi. Terutama mengenai black campaign. Benar-benar menguras energi. Tapi semua sudah berlalu," lanjutnya.
Nusron kemudian mengimbau kader Ansor dan Banser tidak usah turun ke jalan. Kalau ingin mengucap syukur, cukup dengan memperbanyak amal sholeh, apalagi di bulan Ramadan.
"Kita tadarusan dan sholat tasbih di masjid saja. Itu jauh lebih mulia daripada buat huru-hara. Orang kok sukanya dengan manohara alias manuver dan huru hara," candanya.
Pada bulan Ramadan ini, lanjutnya, bangsa Indonesia mengalami dua bentuk ujian, puasa, dan pilpres, yang nanti akan ditutup dengan Idul Fitri.
Ia kemudian berharap bangsa Indonesia akan berhasil melalui dua tahap ujian dimaksud dan ujung-ujungnya akan dinaikkan derajatnya.
Usai pilpres ini, apalagi dengan momentum syawal, GP Ansor akan memolopori silaturahmi nasional antarkomponen bangsa setelah sempat berbeda pendapat selama Pilpres.
"Kita akan mulai dari internal NU dulu. Kita akan undang Pak Kyai Said Agil Siradj dan para pendukung Prabowo lainnya, agar melihat bangsa ke depan lebih baik," ujar Nusron.
Bagi Nusron, jauh lebih baik bila semua elemen bangsa menggunakan energinya untuk membangun bangsa secara bersama-sama.
"Apalagi kalau Prabowo mengikuti saran Pak Kiai Said, agar tidak usah ke MK. Jauh lebih baik dan jantan. Akan memudahkan rekonsiliasi. Saya kira itu yang dikehendaki rakyat. Prabowo harus ya'lamuuna taf'aluun. Artinya harus tahu apa yang harus dilakukan sesuai kehendak rakyat, bukan kehendak sendiri," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PB Nahdatul Ulama (NU), Said Aqil Siradj, menyatakan dirinya meminta capres yang kalah pada pengumuman 22 Juli mendatang harus logowo.
Dia menyarankan capres yang kalah tidak usah lagi memanjangkan polemik dengan membawa ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Said yang mendukung Prabowo-Hatta saat momen kampanye pilpres lalu, mengatakan capres dan cawapres harus siap menerima hasil yang akan diumumkan oleh KPU tanggal 22 Juli besok.
"Tidak perlu ke MK, percuma tidak akan efektif," kata Said. "Siapapun yang menang harus kita terima hasilnya," katanya.