Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nusron Wahid: Gagal Beruntun, Kinerja Elite Golkar Perlu Dievaluasi

Partai Golkar membutuhkan forum evaluasi besar-besaran atas kegagalan yang beruntun di semua proses politik.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Nusron Wahid: Gagal Beruntun, Kinerja Elite Golkar Perlu Dievaluasi
ist
Ketua PP GP Ansor, Nusron Wahid menggunduli kepalanya atas kemenangan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada Pilpres 2014. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar membutuhkan forum evaluasi besar-besaran atas kegagalan yang beruntun di semua proses politik.

Elite Partai Golkar tidak boleh egois dan hanya mengedepankan kepentingan elite dan kelompoknya tanpa berpikir tentang masa depan partai selanjutnya.

Demikian disampaikan politisi Partai Golkar, Nusron Wahid di Jakarta, Rabu (23/7/2014).

"Golkar tidak boleh disandera oleh oknum pengurus, elite dan kelompoknya, sehingga kesannya menutup forum evaluasi dengan dalih dan argumen akal-akalan," ujar Nusron.

Anggota DPR yang dipecat karena mendukung pasangan capres-cawapres Jokowi-JK ini mengingatkan Partai Golkar bukan milik Ketua Umum, Sekjen, DPP, beberapa Ketua DPD dan segelintir elite lainnya.

Tapi Golkar dengan sejarah panjangnya sudah menjadi milik rakyat dan bangsa Indonesia.

"Tidak ada yang harus ditunda atau dipercepat. Kondisi saat ini, Partai Golkar membutuhkan forum evaluasi besar-besaran. Forum itu adalah Munas lima tahun.

Berita Rekomendasi

Ingat ketika dilantik pengurus itu periodenya 2009-2014, bukan 2015. Mayoritas kader dan pemilih Golkar menghendaki itu," papar Nusron yang menjadi caleg terpilih periode 2014-1019 dengan meraih suara terbesar.

Nusron mengatakan periode ini merupakan masa kusam dan kegelapan Partai Golkar. Berbagai portofolio Kepala Daerah strategis banyak yang lepas, Pemilu Legislatif gagal mencapai target bahkan kehilangan 15 kursi dibanding 2009, Pilpres gagal mencalonkan Presiden atau menyodorkan cawapres, ikut koalisi juga kalah.

"Lantas apalagi prestasi yang akan dibanggakan kepada kader dan konstituen? Kok masih mau mencoba bertahan dengan egonya dengan mengulur-ulur waktu," kecam Nusron atas kinerja Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Dia mengingatkan slogan Partai Golkar adalah suara rakyat suara Golkar. Apa yang terbaik buat rakyat dan bangsa, akan menjadi kebijakan Partai Golkar.

Namun, faktanya yang terjadi sebaliknya, apa yang terbaik buat elit yang akan diperjuangkan Golkar. Ini yang membuat Partai Golkar mengalami kekalahan secara beruntun.

"Kalau ini masih dipertahankan, kami yakin Pemilu 2019 konstituen Golkar akan berbondong-bondong pindah ke partai lain, karena abai dengan kehendak konstituen dan rakyat.

Golkar butuh nafas, paradigma, nalar gerakan dan tokoh baru untuk bisa berkompetisi pada Pemilu 2019. Apalagi pemilu mendatang serentak, Pileg dan Pilpres," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas