Pemilik Pinisi untuk Pidato Jokowi Menolak Dibayar
Pemilik Kapal finisi Hati Buana Setia, panggung untuk pidato kemenangan Jokowi-JK, tak bersedia dibayar sebagai sewa kapalnya.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Pemilihan kapal tradisional pinisi Hati Buana Setia menjadi tempat sekaligus panggung pidato kemenangan Jokowi-JK di Pelabuhan Rakyat Sunda Kelapa atas arahan Jokowi sendiri.Kapal pinisi Hati Buana Setia adalah Kapal ekspedisi dari Makasar, Sulawesi Selatan.
Selasa (22/7) pagi, saat tim sukses Jokowi - JK dan tim tengah mencari kapal sebagai panggung pidato kemenangan Jokowi-JK, mereka akhirnya diperkenalkan dengan H Mapangile, pemilik sekaligus kapten kapal pinisi Hati Buana Setia. Kapal ini baru saja bongkar muat di Pelabuhan Rakyat Sunda Kelapa.
"Jadi kapal itu sudah turun barang. Kemudian mau pulang. Saya menemui kapten kapal. Dan kebetulan kapal ini juga berangkat dari Sulawesi Selatan. Jadi kebetulan waktu kita bicara-bicara dia temannya Pak JK," ujar tim sukses Jokowii - JK, Aria Bima.
Dan mujurnya, Jokowi - JK bukan disambut para pejabat tinggi atau elite partai politik yang mengusungnya, melainkan pemilik kapal, H Mapangile. "Jadi yang menyambut bukan pejabat, tapi kapten kapal. Dia yang langsung menyambut Pak Jokowi dan Pak JK sewaktu masuk ke kapal. Jadi penyambutan oleh kapten kapal, sebagai mana wajarnya, kalau penumpang masuk itu yang nyambut dan mempersiapkan adalah kapten kapal," kata Bima.
Menurut penuturan Aria Bima, kapten kapal pinisi tersebut sempat menangis terharu, seusain acara, ketika Jokowi-JK menyalaminya.
"Dia bilang, bahwa dirinya tidak menyangka kapalnya dipakai untuk pidato seorang presiden. Karena rencananya, dia sudah mau pulang, tapi saya lihat kapalnya, kapal asli Indonesia, kapal Pinisi. Tepat sebagai mana konsep Pak Jokowi yang ingin mengembalikan kejayaan maritim, kelautan dan bahari Indonesia," ujar Bima.
Nakhoda Kapal Layar Motor (KLM) Hati Buana Setia, Gasaling mengatakan, kapal ini milik H Abdul Rahim Patiwi, warga Palembang, Sumatera Selatan. Setelah H Abdul meninggal, kalap tersebut dikelola H Mapangile, menantunya.
Saat ditemui usai menyaksikan Jokowi berpidato, Gasaling mengaku baru tahu Selasa siang, kapalnya akan dipakai Jokowi.
"Saya sendiri baru balik dari kampung. Mungkin pihak Jokowi sudah koordinasi dengan orang pelabuhan," kata Gasaling.
Saat Jokowi dan JK menggunakannya, kapal sedang berisi muatan semen Holcim yang hendak didikirim Palembang,
Selaku nakhoda kapal, ia mengaku senang dan dengan tangan terbuka menerima tamu yang hendak memakai kapalnya. "Kapal ini biasanya dipakai makan-makan atau pertemuan-pertemuan.
Kalau bangga manusiawi, siapa pun kalau yang datang pembesar negara, yah bangga," kata dia.
Gasaling mengaku tidak mengetahui berapa biaya sewa kapal pinisi tersebut. Dia hanya menduga-duga, pihak panita menyerahkan uang kebersihan kepada anak buah kapal. "Tapi berapa jumlahnya, saya nggak tahu. Kemungkinan orang pelabuhan yang koordinasi dengan pemilik, si menantu itu," katanya.
Sehari-hari kapal ini dipakai angkutan barang seperti semen, dan tempurung kelapa, atau batok kelapa.
Gasaling lahir di Bone, Sulawesi Selatan. Namun dia besar di perantauan. Ia pernah tinggal Riau, Palembang, dan Surabaya. Gasaling menakhodai KLM Hati Buana Setia sejak tiga tahun lalu. Kapal ini dibuat tahun 2006-2007. Dia mengaku turut bersalaman dengan Jokowi - JK.
(tribunnews/srihandriatmo malau/abdul qodir)