Biografi Ketua Umum Gerindra Profesor Suhardi
Biografi Prof Suhardi Lahir pada 13 Agustus 1952, Suhardi menjalani masa kecil di Klaten, Jawa Tengah.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM - Biografi Prof Suhardi Lahir pada 13 Agustus 1952, Suhardi menjalani masa kecil di Klaten, Jawa Tengah.
Lulus dua kali dari dua sekolah kejuruan, STM Geologi Pertambangan dan STM Pertanian Delanggu, Suhardi adalah alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Gelar master dan doktor, keduanya di bidang kehutanan, didapat Suhardi dari University of the Philippines Los Banos, Filipina.
Menjalani karier sebagai akademisi di UGM, Suhardi antara lain pernah menjadi Dekan Fakultas Kehutanan di almamaternya itu, pada periode 2000-2001.
Suhardi mulai masuk ke lingkungan birokrasi pada 2001, dengan menempati jabatan sebagai Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
Departemen ini telah berganti nama menjadi Kementerian Kehutanan.
Berdasarkan laman resminya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi hingga saat terakhirnya masih menjadi anggota kelompok kerja ahli untuk Dewan Ketahanan Pangan Pusat, di Kementerian Pertanian.
Jabatan serupa dia emban pula untuk kawasan regional, di Yogyakarta.
Selain itu, Suhardi masih tercatat menjadi Ketua Lembaga Masyarakat Peduli Hutan, Kebun, dan Pangan. Dia juga adalah Ketua HKTI Yogyakarta.
Pada 2004, Suhardi pernah pula menjadi Ketua Perhimpunan Bambu Indonesia (Perbindo) Yogyakarta.
Suhardi sempat mendapat julukan sebagai "Profesor Tela", karena kepakarannya soal ketela. penghargaan soal keahliannya ini dia dapatkan di tingkat nasional pada 1999, berupa Pelopor Pemanfaatan Ketela, dari Menteri Pariwisata.
Di tingkat internasional, kepakarannya di bidang ketela ini diakui lewat SFRT SEARCA Award for Optimization of Casuarina Equisetifolia sp for Food Security. Penghargaan tersebut dia dapatkan pada 2007.
Riset Suhardi soal ketela mendapati bahwa kadar kalsium umbi ini jauh melebihi beras yang sekarang merupakan makanan pokok orang Indonesia.
Dia pun menyebutkan, orang Gunung Kidul, DIY, yang suka mengonsumsi ketela, cenderung berumur lebih panjang, dengan punggung yang lebih kekar