Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Merajut Makna Kebhinnekaan Lewat 'Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika' di Gunung Parang, Jatiluhur

Ini adalah program mengajak sekitar 14 pelajar dari berbagai sekolah menengah atas dan kejuruan (SMA/SMK) menjalani pendidikan karakter dengan cara ya

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Merajut Makna Kebhinnekaan Lewat 'Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika' di Gunung Parang, Jatiluhur
ISTIMEWA
Peserta Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika bagi Tunas Bangsa membuat rakit dari bahan bambu dan tong kosong di sebuah pulau kecil di tengah Waduk Jatiluhur, Purwakarta, lalu mengayuhnya menuju daratan. Kegiatan ini diikuti 14 pelajar SMA dan SMK dan didampingi instruktur. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pionir Pendidikan Luar Ruang (Outdoor Education), Outward Bound Indonesia (OBI) berhasil menuntaskan program Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika Bagi Tunas Bangsa.

Ini adalah program mengajak sekitar 14 pelajar dari berbagai sekolah menengah atas dan kejuruan (SMA/SMK) menjalani pendidikan karakter dengan cara yang fun.

Yakni mengajak mereka menjalani ekspedisi alam selama lima hari di kawasan Gunung Parang dan OBI Eco Campus di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, mulai Rabu (16/8/2017) sampai Minggu (20/8/2017).

“Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika bagi Tunas Bangsa merupakan pendidikan karakter dengan metode ekspedisi alam yang pertama di Indonesia. Kegiatan ini menggabungkan siswa/i SMA-SMK lintas latar belakang dengan tujuan pembelajaran nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan," kata Wendy Kusumowidagdo, Executive Director Outward Bound Indonesia di OBI Eco Campus, Jatiluhur, Purwakarta, Minggu (20/8/2017).

Peserta berasal dari SMA St. Ursula BSD, Tangerang, SMA Cikal - Jakarta, SMAN 24 Bandung, SMK Pahlawan Toha Bandung, Sekolah Bogor Raya, Bogor, SMAN 11 Bandung dan SMAN 1 Bandung. Setiap peserta sendiri harus merupakan anggota OSIS atau organisasi kesiswaan lainnya, misal seperti Paskibra.  

Wendy menjelaskan, banyak hal positif yang bisa dipetik dari mengikuti program. Antara lain penanaman jiwa persatuan, solidaritas, pengabdian, dan semangat juang dan pantang menyerah sebagai bentuk penerapan Pancasila yang sebenarnya pada tunas-tunas bangsa guna menjadi agen perdamaian. 

Djoko Kusumowidagdo Chief Executive Officer OBI menyatakan, program ini merupakan bentuk dukungan lembaga yang dikelolanya terhadap Indonesia dan keberagamannya.

BERITA TERKAIT

"Ini merupakan upaya merekatkan tenun kebangsaan di jiwa para muda-mudi, maka Outward Bound Indonesia memprakarsai Ekspedisi Bhinneka Tunggal Ika Bagi Tunas Bangsa. Ekspedisi ini sekaligus akan menantang pemuda-pemudi Indonesia dari berbagai daerah dalam berpikir dan merasakan mengenai pengalaman kebangsaan & ke-Indonesia-an mereka," ungkapnya.

Wendy menuturkan program ini merupakan pilot project dan menyertakan 14 peserta pelajar SMA/SMK dengan persiapan konsep kegiatan cukup singkat. Yakni 2 bulan. Rekrutmen peserta dilakukan antara lain melalui interaksi di social media dan pendekatan ke sejumlah sekolah.

"Ke depan program semacam ini bisa kami selenggarakan kembali dengan peserta yang lebih banyak," sebutnya.

Ke-14 peserta merupakan siswa-siswi dari 7 SMA-SMK se-Indonesia dan digelar dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72.

“Ekspedisi ini menjadi pengalaman mereka belajar tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika secara riil. Mereka benar-benar mendapat pembelajaran bahwa kita semua berbeda tapi satu. Kami berharap Ekspedisi ini seperti layaknya ‘kelas praktik’ Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (PPKN),” papar Wendy.

Program lima hari kegiatan ini diisi dengan aktivitas Outdoor Education yang meliputi: Berinteraksi dan Menginap di Komunitas Lokal, Pendakian dan Pelaksanaan Upacara Kemerdekaan dan Penghormatan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung Parang, Berkemah, dan terakhir Melaksanakan Ekspedisi Air.

“Momen terpenting kegiatan ini adalah peserta melakukan Upacara bendera bersama pada tanggal 17 Agustus 2017 di puncak Gunung Parang setinggi 983 meter dari permukaan laut. Peserta juga merasakan tinggal di rumah penduduk setempat. Namun, peserta juga akan merasakan tinggal dan tidur di tenda yang mereka bangun sendiri," jelasnya.

Sesi kegiatan yang tak kalah menarik adalah peserta menjalani ekspedisi air dengan berkano dan membuat konstruksi transportasi air bersama. Setiap aktivitas ekspedisi berdurasi sekitar setengah sampai satu hari penuh.

Mereka harus berekspedisi untuk menuju ke camp site berikutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas