Delegasi Beswan Djarum Raih Penghargaan di Ajang Asia-Pacific Model United Nations Conference 2018
AMUNC merupakan merupakan konferensi tahunan terbesar di kawasan Asia Pasifik yang melibatkan lebih 700 mahasiswa
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Sepuluh Beswan (penerima program dari Djarum) Djarum yang tergabung dalam Delegasi Djarum Foundation meraih prestasi dalam konferensi internasional Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC) 2018 yang diselenggarakan di Sydney, Australia, 8 - 12 Juli 2018.
Tak kurang, mereka membawa penghargaan baik di level tim ataupun level individu dari ajang tersebut.
AMUNC merupakan merupakan konferensi tahunan terbesar di kawasan Asia Pasifik yang melibatkan lebih 700 mahasiswa perguruan tinggi berbagai negara untuk berdebat tentang isu-isu internasional.
1. Pengalaman internasional
"Sejak 2013 kami rutin memfasilitasi mahasiswa berprestasi guna memberikan kesempatan untuk aktif di kompetisi internasional," jelas Laksmi C Lestari, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Hal itu, lanjut Laksmi, memberi kesempatan para mahasiswa penerima beasiswa Djarum atau biasa disebut Beswan untuk tidak hanya menjadi "jagoan kampus" di tempatnya belajar, namun juga berani berkiprah di ajang internasional.
Sebelum berangkat, 10 mahasiswa itu mendapat pembekalan intensif berupa pelatihan soft skill yang meliputi gambaran konferensi Model United Nation, simulasi sidang hingga mengasah kemampuan debat.
2. Meraih dua penghargaan
Pada AMUNC 2018 ini delegasi Djarum Foundation meraih dua penghargaan, yakni:
- Best English as an Additional Laguage or Dealect (EALD) Delegation Award untuk level delegasi.
- Outstanding Delegate untuk 3 anggota delegasi yaitu: Nur Pratama Abdi Muhammad (Universitas Airlangga), Indra Setiawan (Universitas Diponegoro) dan Irfan Muhammad Yusuf (Institut Teknologi Bandung).
"Salah satu tantangan adalah bagaimana dalam pemilihan kata, di luar kata-kata yang sudah populer namun tetap diplomatis," jelas Abdi.
Pada kegiatan tersebut setiap delegasi mendapat tugas untuk berperan sebagai wakil dari negara lain atau organisasi tertentu.
Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa Indonesia.
"Tantangan lain adalah saat kita harus berperan dan mempertahankan kepentingan negara tersebut meski seringkali bertentangan dengan kata hati kita," jelas Aliya Alifadrianti, seorang delegasi dari Unika Parahyangan.
3. Milenial melepas stigma
Melalui AMUNC, para beswan Djarum Foundation mencoba melepaskan diri dari stigma negatif generasi milenial yang kerap dinilai sebagai generasi instan, egois dan 'gadget minded'.
"Untuk bisa tampil mewakili negara lain kami harus melalui riset panjang menggali permasalahan dan kebijakan dari negara tersebut," jelas Indra Setiawan dari Universitas Diponegoro.
Irfan dari ITB menambahkan melalui kegiatan ini para Beswan juga belajar menjadi pemimpin, namun tanpa jatuh pada godaan egois untuk mendominasi.
Tidak berhenti pada program simulasi, para mahasiswa juga berkomitmen untuk membagikan pengalaman mereka melalui karya nyata.
"Saya banyak belajar melalui masalah yang saya angkat di model UN ini, yakni mengenai isu perempuan. Saya ingin membagikan kepada teman-teman lain untuk lebih memberdayakan perempuan dalam menghadapi isu-isu terkait perempuan," jelas Luthfia Rizki dari Universitas Padjajaran.
Para beswan Djarum Foundation sepakat menularkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh ke ruang lingkup lebih luas lagi dan menjadi jati diri mereka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Delegasi Beswan Djarum Rebut Dua Penghargaan Debat Internasional".