Saat Jokowi Jongkok Beri Penghargaan kepada Sastrawan Putu Wijaya
"Ia telah menulis 30 novel, 40 naskah drama, sekitar 1.000 cerpen, esai-esai, dan karya-karya lain," tulis Jokowi
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat jongkok saat memberikan penghargaan kepada sastrawan, I Gusti Ngurah Ngurah Putu Wijaya Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, pada Minggu (9/12/2018).
Momen tersebut tergambar dalam foto yang diunggah Presiden Jokowi dalam akun resminya di Facebook, Senin (10/12/2018).
Baca: Jokowi Jadi Target Selfie Pengunjung Kongres Kebudayaan Indonesia 2018
Jokowi pun mengenang sosok Putu Wijaya, yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kesusastraan dan kebudayaan dalam rentang waktu yang panjang, bahkan sejak usia remaja hingga sekarang di usia 74 tahun.
"Ia telah menulis 30 novel, 40 naskah drama, sekitar 1.000 cerpen, esai-esai, dan karya-karya lain," tulis Jokowi.
Untuk itu Jokowi merasa terhormat dapat menyerahkan Penghargaan Kebudayaan kepada Putu Wijaya yang datang dengan duduk di kursi roda, pada acara Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Jakarta, kemarin malam.
Selain Putu Wijaya, ada tiga tokoh budaya lain yang menerima penghargaan yakni Ismojono dan Hubertus Sadirin, anggota tim pemugaran Candi Borobudur pada tahun 1973 hingga 1983, dan sastrawan D. Zawawi Imron, penyair dan pendakwah yang terus menyiarkan kebajikan sastra dan religi ke seluruh Indonesia.
http://jakarta.tribunnews.com/tag/e-ktp?url=2018/12/10/ribuan-e-ktp-ditemukan-tercecer-di-persawahan-begini-penjelasan-lurah-pondok-kelapa
Di akhir postingannya, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada para tokoh yang telah berkarya nyata dan mendedikasikan hidupnya untuk menjaga agar kebudayaan Indonesia tetap mengakar kuat dan sekaligus tumbuh subur mewarnai belantara budaya dunia.
Dalam acara itu juga, Presiden Jokowi mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus aktif meluhuri dan melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Apalagi mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin cepat serta semakin tingginya penetrasi budaya lain yang masuk ke Indonesia.
"Kita harus selalu ingat untuk terus aktif meluhuri kebudayaan Indonesia, kebudayaan nusantara dan sekaligus menguatkan dan mengembangkannya dalam menghadapi perkembangan zaman tersebut," kata Kepala Negara.
Presiden meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki kekhasan sendiri dibanding bangsa-bangsa lain. Menurutnya, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta peradaban bangsa Indonesia lahir dari pengalaman panjang menghadapi perkembangan zaman dan upaya dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada.
"Oleh karena itu, mengakar kuat kepada peradaban Indonesia adalah utama. Namun, menjaga budaya untuk terus tumbuh di tengah interaksi belantara budaya-budaya dunia adalah tantangannya," lanjutnya.