Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Langkah yang Perlu Dilakukan TNI Agar Kejadian Penembakan Bos Rental Tak Terulang Lagi

Khairul Fahmi merekomendasikan setidaknya lima langkah yang perlu dilakukan TNI untuk mengembalikan kepercayaan publik dan mengantisipasi kejadian itu

Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in 5 Langkah yang Perlu Dilakukan TNI Agar Kejadian Penembakan Bos Rental Tak Terulang Lagi
Tribun Jakarta
(Foto 1) Ajat Supriatna ketika ditangkap, (Foto 2) Ajat Supriatna dengan mobil Brio yang disewanya dan Sosok Oknum Anggota TNI AL yang menembak mati bos rental. Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi merekomendasikan setidaknya lima langkah yang perlu dilakukan TNI untuk mengembalikan kepercayaan publik dan mengantisipasi kejadian itu berulang kembali. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Merak - Tangerang pada Kamis (2/1/2025) yang melibatkan tiga oknum TNI AL masih tengah dalam proses penyidikan Pusat Polisi Militer TNI AL (Puspomal).

Kejadian yang bermula dari kasus penggelapan mobil oleh tersangka sipil itu pun berujung Ilyas Abdurahman serta melukai Ramli.

Baca juga: Buntut Penembakan Bos Rental Mobil, Kapolsek Cinangka dan 2 Anggotanya Dimutasi ke Yanma Polda

Meski pejabat tinggi di lingkungan TNI AL telah menyatakan sejumlah hal terkait kasus tersebut, namun kasus yang mencederai kepercayaan publik terhadap TNI itu masih menjadi bahan perbincangan hangat hingga hari ini.

Satu di antara hal yang dibincangkan tentunya adalah bagaimana agar kejadian berdarah itu tak lagi terulang di kemudian hari.

Baca juga: Oknum TNI AL Beli Brio Curian Rp40 Juta atau Rp135 Juta? Beda Keterangan Kapolda dengan Pangkoarmada

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi merekomendasikan setidaknya lima langkah yang perlu dilakukan TNI untuk mengembalikan kepercayaan publik dan mengantisipasi kejadian itu berulang kembali.

Menurutnya kasus penembakan itu memberikan pelajaran penting yang perlu menjadi perhatian utama dalam upaya mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Pertama, kata Fahmi, salah satu langkah yang sangat dibutuhkan adalah peningkatan pengawasan terhadap aktivitas prajurit TNI, khususnya yang berlangsung di luar tugas kedinasan. 

Berita Rekomendasi

"Pengawasan yang lebih ketat akan mengurangi potensi keterlibatan prajurit dalam tindakan ilegal, seperti penggelapan atau kekerasan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kedisiplinan militer," kata Fahmi saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (8/1/2025).

Kedua, menurutnya, penguatan nilai-nilai integritas dan tanggung jawab harus terus ditekankan di kalangan prajurit.

Hal itu menurutnya untuk memastikan bahwa prajurit tetap mematuhi hukum dan etika dalam segala aspek kehidupan mereka.

Ketiga, edukasi mengenai pengendalian emosi dan penggunaan senjata api dalam situasi darurat juga harus diperkuat. 

Ia mengatkan kejadian itu menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih mendalam tentang protokol penggunaan senjata api, serta penguasaan diri yang diperlukan agar tindakan kekerasan tidak terjadi secara spontan. 

Pengendalian diri dalam menghadapi situasi kritis, lanjut dia, terlebih dengan membawa senjata api dinas adalah hal yang krusial. 

"Ini juga terkait dengan pentingnya pelatihan yang mencakup aspek psikologi, agar prajurit mampu menghadapi tekanan situasi tanpa terjerumus dalam tindakan yang berisiko," sambung dia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas