Dua Pelajar Ini Mewakili Indonesia Ikuti Lomba Melukis Lingkungan Internasional Kao di Jepang
Tahun ini bisa dibilang merupakan salah satu tahun terbaik dalam pelaksanaan Lomba Melukis Lingkungan Kao
Editor: Eko Sutriyanto
Menurutnya, setiap orang harus mulai berpartisipasi dalam mengatasi pemanasan global.
Salah satu metode adalah menanam pohon, membuang sampah di tempat yang tepat, dan mengubah sampah yang tidak dapat terurai menjadi sesuatu yang bermanfaat.
“Kita dapat mulai berkampanye untuk penggunaan energi terbarukan, teknologi alternatif, dan cinta lingkungan. Semua yang kita lakukan adalah untuk masa depan yang lebih baik, lebih hijau, lebih sejuk dan lebih nyaman untuk semua makhluk hidup di Bumi,” ujar Sherly, siswi SMP Marsudi Rini Bekasi ini.
Indonesia juga mendapatkan satu pemenang di kategori Eco Friend Prize lewat lukisan “Spread the Message of Environment Conservation through Wayang” karya Viola Arielle Suliandy.
Selain itu, Indonesia memborong semua penghargaan di kategori Group Prize. Para pemenang dari Group Prize yakni MTs N 1 Bangil Pasuruan dengan 669 karya, SD Alfurqan Jember (635 karya), Mts Wahid Hasyim Bangil (524 karya), SMPN 1 Citeureup (492 karya) dan SMPN 2 Bangil Pasuruan (487 karya).
Proses pengumuman telah dilakukan pada tanggal 30 November 2018 yang lalu.
Pemenang Kategori “Planet Earth Grand Prix” dan “Kao Prize” dari seluruh dunia diundang ke Tokyo, Jepang, untuk berpartisipasi dalam acara penyerahan hadiah dan penghargaan.
Lukisan-lukisan yang menjadi pemenang seluruh kategori individu dipamerkan di booth Kao pada acara pameran Eco-Pro yang diselenggarakan di Tokyo Big Sight, Jepang pada 8 Desember 2018.
Pada acara yang sama, Kao Indonesia mengumumkan pembaruan program kolaborasi dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yang bernama Remaja KAO.
Program ini merupakan pengembangan dari program Anak KAO yang telah berjalan dalam periode dua tahun. Program Anak KAO yang menyasar anak usia 9-12 tahun, kini ditingkatkan menjadi usia 13-15 tahun dengan nama program Remaja KAO.
“Kao Indonesia dan YCAB Foundation sepakat menyasar kalangan remaja dengan rentang usia 13-15 tahun terutama untuk menangani isu-isu seperti bullying, cyber bullying, body shaming, dan lainnya yang berpengaruh negatif terhadap prestasi di sekolah dan pandangan anak muda tentang masa depan mereka,” kata Veronica Colondam, Pendiri dan CEO dari YCAB Foundation.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.