Dua Pelajar Ini Mewakili Indonesia Ikuti Lomba Melukis Lingkungan Internasional Kao di Jepang
Tahun ini bisa dibilang merupakan salah satu tahun terbaik dalam pelaksanaan Lomba Melukis Lingkungan Kao
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua anak Indonesia yaitu Sherly Vermont Kwerni dan Farhan Wibisono berhasil menjadi pemenang dari 12.563 lukisan dan 44 negara yang masuk dalam Lomba Melukis Lingkungan Internasional Kao.
Dalam kesempatan yang sama, Kao Indonesia juga memperkenalkan Program Remaja KAO bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).
Tahun ini bisa dibilang merupakan salah satu tahun terbaik dalam pelaksanaan Lomba Melukis Lingkungan Kao.
"Kami menerima 4.379 lukisan dari seluruh Indonesia. Hal ini mengalami kenaikan sekitar 18,2 persen," kata Johny Lay, Senior Manager Corporate Communications and Head Committee Painting Contest Kao Indonesia, Sabtu (23/2/2019).
Lomba Melukis Lingkungan Kao untuk Anak-anak ini merupakan bagian dari komitmen Kao untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
Tema yang diusung adalah “Eco Together”. Para peserta diajak untuk mengungkapkan berbagai cara yang dapat dilakukan dalam aktivitas sehari-hari untuk menjaga lingkungan.
Para peserta juga diajak untuk menorehkan ide ke dalam lukisan yang mereka buat.
Peserta bebas menggunakan berbagai material dalam lukisannya.
Baca: Jokowi Hadiri Pameran serta Lelang Lukisan TKN
Lewat kontes ini, anak-anak diajak untuk aktif menjadi agen perubahan yang mampu mendorong teman-teman, keluarga, serta orang terdekat di sekitar lewat ide-ide dalam menciptakan lingkungan bersih, sehat dan ramah.
Farhan yang masih berusia 14 tahun dari Sidoarjo melukis tentang kehidupan bercocok tanam di desanya. Ia mengambil inspirasi dari keadaan sekitarnya dan berbagai situasi yang terjadi di Indonesia.
“Indonesia baru-baru ini mengalami bencana alam yang disebabkan oleh dampak tanah gundul. Saya ingin Indonesia hijau kembali dan dikenal kembali sebagai negara agraris," katanya.
Dalam lukisan itu ada beberapa tahap, langkah pertama adalah mengolah tanah dan menanam bibit pohon dengan baik dan pada tahap kedua menunjukkan bahwa masyarakat senang dan lebih rajin merawat tanaman.
Tahap ketiga dan keempat adalah tahap terakhir di mana orang bahagia karena pohon telah tumbuh dengan baik. Mereka lalu merayakan rasa syukur dengan reog untuk menghibur masyarakat, meningkatkan antusiasme, dan mengungkapkan terima kasih kepada Tuhan,” ujar Farhan yang bersekolah di SMP Al-Islam Krian, Sidoarjo.
Sherly melukiskan impiannya tentang masa depan yaitu lingkungan yang hijau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.