Pekan Kebudayaan Nasional Dimeriahkan Gelaran Kemah Kebangsaan
Adanya Pekan Kebudayaan Nasional nanti diharapakan bisa mempersatukan acara-acara kebudayaan yang sudah ada.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya bagaimana untuk memajukan kebudayaan bangsa Indonesia.
Satu di antaranya yang kini tengah gencar dilakukan Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan menyelenggarakan kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional.
Seperti ditegaskan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, konsep Pekan Kebudayan Nasional tidak jauh beda dari Pekan Olahraga Nasional (PON) yang dimulai dari tingkat kabupaten/kota, termasuk akan ada kompetisi dalam hal kebudayaan antarpeserta.
Hilmar mengatakan alasan tercetusnya kegiatan ini dikarenakan dengan melihat kondisi saat ini banyaknya festival kebudayaan, namun masih dirasa kurang solid.
Adanya Pekan Kebudayaan Nasional nanti diharapakan bisa mempersatukan acara-acara kebudayaan yang sudah ada.
“Harapan kami dengan kegiatan tersebut dapat berjenjang dari desa hingga pusat yang terdiri atas kompetisi daerah, kompetisi nasional, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi, dan pergelaran karya budaya yang bertujuan membuka ruang interaksi budaya dalam rangka pelestarian sbudaya Indonesia,” tegas Hilmar Farid.
Hilmar mengatakan kegiatan tersebut sebagai menjadi wujud implementasi dari salah satu agenda strategi pemajuan kebudayaan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) tahun 2019.
Terlebih kegiatan tersebut menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif.
Seperti kata Hilmar baru-baru ini rangkain kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional baru berlangsung di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dengan meriah.
Ratusan pemuda dan warga yang tergabung dalam aliansi masyarakat sipil dan relawan begitu antusias menggelar kegiatan “Kemah Kebangsaan” yang berlangsung di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu-Minggu (23-24/2).
Berbagai kegiatan diselenggarakan, seperti diskusi bertema wawasan kebangsaan dengan judul "Membangun Nasionalisme dan Patriotisme yang Inklusif dan Toleran" di Kedhaton Perdikan Desa Tawangsari hingga semalam suntuk.
“Kegiatan ini sebagai bukti bahwa masyarakat kita begitu antusias terhadapa kebudayaan Indonesia. Jagongan budaya yang menyinggung tren revolusi industri 4.0 itu diikuti tak kurang dari 300 partisipan dari berbagai kota dan beragam profesi, dan latar belakang budaya serta lintas keyakinan,” ujar Hilmar.
Dalam kegiatan tersebut membahas isu kebangsaan dan merumuskan strategi kebudayaan nasional. Di sisi lain ada pula festival permainan tradisional anak serta penanaman pohon di Desa Junjung, Boyolangu.
“Kami berharap kedepan kegiatan tersebut dapat memupuk semangat kebangsaan yang tidak boleh jatuh pada chauvinisme dan eksklusivisme,” lanjut Hilmar.