Ketika Para Anak Berkebutuhan Khusus Berlatih Drama Musikal
Pentas drama musikal ini diselenggarakan dalam rangka menggalang dana untuk pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Yayasan Tri Asih
Penulis: Deodatus Pradipto
Laporan wartawan Tribunnews.com Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hendro berdiri di belakang Kemal yang duduk di sebuah singgasana artifisial. Dalam posisi itu Hendro menempatkan dua tangannya di bawah tangan Kemal. Hendro menggoyangkan tubuh Kemal ke kanan dan ke kiri.
Pada kesempatan lain, Hendro berdiri memegang tubuh Kemal dari belakang. Hendro juga mengangkat tangan Kemal sesekali sambil memberikan instruksi.
Sebenarnya Hendro adalah sopir yang bekerja untuk orangtua Kemal. Hendro juga bertugas mendampingi Kemal setiap hari, terutama saat bersekolah.
Hendro adalah satu dari 20 pendamping siswa Yayasan Tri Asih yang berlatih untuk pementasan drama musikal Amelia & Alien di aula Yayasan Tri Asih, Jakarta, Rabu (13/3/2019). Drama musikal ini akan diselenggarakan oleh Yayasan Tri Asih di Grha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Sabtu (16/3/2019) mendatang.
Kemal termasuk 43 siswa Yayasan Tri Asih, sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan perawatan orang-orang tuna grahita dan berkebutuhan khusus. Mayoritas pemeran di pentas ini adalah siswa-siswi Tri Asih yang berkebutuhan khusus.
Yayasan Tri Asih juga melibatkan sejumlah pendamping dalam pentas ini. Mereka bertugas membantu mengarahkan para siswa.
"Jumlahnya ada 43 anak, 20 pendamping. Total ada 63. Tujuan pendamping adalah mengingatkan anak-anak yang lupa. Mereka juga ikut pentas dan berkostum," ujar Maria Dewi, sutradara Amelia & Alien, kepada Tribunnews.com, Rabu (13/3/2019).
Pertunjukan pada akhir pekan ini adalah pertunjukan kedua yang pernah diselenggarakan oleh Yayasan Tri Asih. Tahun lalu mereka menggelar pertunjukan dan lakon yang serupa.
"Tahun lalu banyak masyarakat yang tidak kebagian tiket. Lalu kami mempertunjukkan kembali," tutur Dewi.
Tahun ini drama musikal Amelia & Alien akan didukung oleh penyanyi Maria Priscilla (Maria Idol), Sanggar Butterfly dan Sanggar Sangrila. Ada juga penampilan khusus dari Vikaris Episkopal Keuskupan Agung Jakarta (Vikep KAJ) Rm. Al. Andang L. Binawan SJ yang berperan sebagai Dewa Kebaikan.
Pentas drama musikal ini diselenggarakan dalam rangka menggalang dana untuk pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Yayasan Tri Asih. Tak hanya untuk menggalang dana, pementasan ini juga jadi media Yayasan Tri Asih memperkenalkan kepada masyarakat bahwa anak-anak tuna grahita juga memiliki kemampuan asal diberi kesempatan.
"Kemudian ingin membuka hati para orangtua yang kebetulan mendapat titipan dari Tuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Setelah menyaksikan pertunjukan ini hatinya jadi terbuka lalu mempunyai harapan baru," kata Dewi.
Sebagai sutradara pementasan ini, Maria Dewi menceritakan tantangannya. Menurut Dewi tantangan menjadi sutradara adalah proses latihan. Tingkat IQ anak-anak tuna grahita yang berada di bawah rata-rata menjadi kendala.