Di Kantin Murah Meriah Ini Mahasiswa Unpad Bisa Beli Nasi Porsi Besar Cuma Rp 3.500
Harga yang bersahabat dan kualitas makanan yang terjaga adalah resep yang membuat Kanjat bertahan hingga sekarang.
Editor: Choirul Arifin
Awalnya, kantin ini dibangun dengan nama Ampera. Lokasinya bukan seperti saat ini, tetapi terletak di sekitaran Kampus Unpad Dipatiukur, Bandung.
“Tapi bukan cabang Rumah Makan Ampera, namanya saja yang sama,” tuturnya. Saat itu, satu per satu fakultas di Unpad Dipatiukur dipindah ke Jatinangor.
Alhasil, mahasiswa yang kuliah di Dipatiukur sedikit dan berimbas pada kantinnya.
Hingga pada 2004, Ayah Fajar, M Yahya, memutuskan untuk membuka kantin di Jatinangor sekaligus rebranding. Yahya mengganti nama kantinnya menjadi Kantin Jatinangor.
Menu andalan hingga harga super murah Menu yang ditawarkan terbilang banyak dan murah. Nasi porsi besar Rp 3.500, nasi porsi sedang Rp 3.000.
Sepotong daging ayam seharga Rp 6.000. Khusus ayam bakar harganya Rp 9.000, karena potongannya lebih besar.
“Andalan di sini jamur crispy Rp 6.000 dan rolade Rp 5.000,” ujar Fajar.
Cita rasa makanan di Kanjat condong ke Jawa-Sunda. Walaupun, untuk beberapa menu kerap mengecoh pengunjung, karena memiliki tampilan pedas seperti masakan Padang, namun begitu dicicipi tidak begitu pedas.
Dalam sehari, Kanjat bisa melayani 150 pengunjung yang didominasi mahasiswa Unpad.
Selain kantin, Kanjat juga menerima pesanan katering dari mahasiswa atau seputaran Jatinangor.
Harga yang dipatok untuk katering sama dengan harga kantin. Sebab, Kanjat mengambil selisih keuntungan yang tipis sehingga tidak bisa lagi memberikan diskon.
Namun, harga yang bersahabat dan kualitas makanan yang terjaga adalah resep yang membuat Kanjat bertahan hingga sekarang.
Apalagi, saat ini Kanjat harus bersaing di tengah bermunculannya kafe dan tempat makan berkonsep kekinian di Jatinangor.
“Target awal kita mahasiswa. Karakter mahasiswa di sini, selisih Rp 1.000 bisa pindah tempat,” ucap Fajar.