Ciptakan Generasi Unggul Pendidikan Adab dan Keilmuan Baik
Taat pajak adalah bagian dari adab seorang warga negara sekaligus menanamkan rasa nasionalisme pada mahasiswa
Editor: Eko Sutriyanto
![Ciptakan Generasi Unggul Pendidikan Adab dan Keilmuan Baik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wisuda-stami1.jpg)
Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen atau 190 juta penduduk, dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.
Dikatakan, bangsa Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi tersebut dengan ketersediaan sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah, yang harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, terlebih dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.
Bagi Institut STIAMI, kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang kompetitif.
Institut STIAMI, lanjut rektor, telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan mutu dan kualitas lulusan.
Misalnya dengan membuat rintisan pendidikan jarak jauh, program magang mahasiswa pada BUMN, bekerjasama dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dan lainnya.
Dikatakan, perguruan tinggi berperan sangat strategis dalam penyiapan sumberdaya manusia yang kompetitif sesuai dengan amanah undang-undang. Dalam UU tersebut juga disyaratkan, pendidikan harus dapat menjadikan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
"Institut STIAMI pun berkomitmen kuat untuk terus mencetak generasi-generasi cendekiawan yang memiliki keunggulan kompetitif, berdaya saing dan menguasai adab-adab kehidupan dengan mengedepankan akhlak mulia. Penguasaan adab menjadi penting dan kami tekankan karena kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk membuat seseorang berhasil dalam hidupnya,” ujarnya.
Pihaknya pun berharap, jangan sampai ada lulusan Institut STIAMI yang tertangkap melakukan korupsi, atau melakukan praktik kolusi dan nepotisme mengingat akademisi Institut STIAMI sudah memiliki adab yang ditunjang dengan keilmuan yang bagus.
"Jangan sampai ada kegagalan penerapan adab sehingga seorang yang mengenyam pendidikan tinggi bisa terlibat kasus KKN,' katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.