Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kagama Gelar Seminar III Pra-Munas “Kesehatan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0”

Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan nyata yang tidak ringan di sektor kesehatan.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kagama Gelar Seminar III Pra-Munas “Kesehatan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
HandOut/Istimewa
Seminar III Pra-Munas KAGAMA bertajuk “Kesehatan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0” itu digelar di Gedung Eks DPRD Sulawesi Utara, Jl. Pemuda Nomor 6, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis, (19/9/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama) menggelar acara  Seminar III Pra-Munas Kagama.

Dilansir Tribun Manado, Acara bertajuk “Kesehatan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0” itu digelar di Gedung Eks DPRD Sulawesi Utara, Jl. Pemuda Nomor 6, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis, (19/9/2019).

Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana, mengatakan hasil dari seluruh rangkaian seminar akan disampaikan kepada pemerintah sebagai kontribusi nyata untuk pembangunan bangsa.

Di seminar ini, Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek hadir sebagai keynote speaker.

Nila memaparkan persoalan-persoalan kesehatan nasional dan langkah-langkah strategis yang sudah dan perlu diambil pemerintah dalam menyiapkan revolusi industri 4.0.

Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan nyata yang tidak ringan di sektor kesehatan. Selain bonus demografi yang melimpah, tantangan lain juga terdapat pada ranah inovasi teknologi pelayanan kesehatan.

Menurut Ari, kenyataan lain seperti prevelansi penyakit menular terutama TBC masih tinggi. Selain itu, pola hidup yang tidak sehat juga mendorong meningkatnya penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan diabetes.

Berita Rekomendasi

“Tata kelola lingkungan yang buruk menjadi catatan seperti polusi udara, air, limbah berbahaya, dan beracun. Ini bisa menimbulkan masalah kesehatan,” ujar Ari, dilansir Warta Kota, Kamis, (19/9/2019).

Menurut dia, pemerintah telah mendorong inovasi layanan kesehatan. Hal ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, supaya lebih cepat dan menjangkau seluruh daerah di Indonesia.

Salah satunya melalui dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat.

Program yang dicanangkan antara lain mempercepat peningkatan akses kesehatan, misalnya pelayanan kesehatan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi komunikasi (telemedicine), atau istilahnya layanan e-kesehatan.

Pemerintah, kata dia, telah menyiapkan Strategi Nasional e-Kesehatan dalam Permenkes 46/2017. Ada 7 komponen penentu keberhasilan penerapan e-Kesehatan, yaitu: kepemimpinan, strategi dan investasi, pelayanan, standar dan kapabilitas, infrastruktur, kebijakan, dan tenaga kerja.

"Di Tiongkok, misalnya, sudah ada klinik tanpa mempekerjakan tenaga medis. Pelayanannya cepat, 1 menit konsultasi, 1 jam kemudian obat sudah diterima pasien. Lalu bagaimana dengan Indonesia?" ungkapnya.

Dia menjelaskan, titik tolak adalah teknologi terus berkembang, bahkan semakin maju dengan tingkat kecepatan tinggi. Yang ideal, menurut dia, yaitu teknologi maju namun terjangkau, tidak menyebabkan jurang kesenjangan, mesti semakin murah, mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, serta diterima oleh masyarakat dan profesi kesehatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas