Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IPK yang Tinggi Ttidaklah Cukup untuk Jadi Sarjana yang Adaktif

Kemampuan lulusan perguruan tinggi harus dibarengi dengan kecakapan atau ketrampilan hidup, kreativitas dan inovatif

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in IPK yang Tinggi Ttidaklah Cukup untuk Jadi Sarjana yang Adaktif
istimewa
Jadi sarjana yang adaptif, pencapaian prestasi akademik berupa IPK yang tinggi tidaklah cukup 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agar menjadi sarjana yang adaptif, pencapaian prestasi akademik berupa IPK yang tinggi tidaklah cukup.

Kemampuan lulusan perguruan tinggi harus dibarengi dengan kecakapan atau ketrampilan hidup, kreativitas dan inovatif.

Ini diungkapkan Rektor Institut STIAMI Dr Ir Pandji Hendrarso saat mewisuda 724 wisudawan terdiri atas 19 wisudawan dari Program Vokasi, 662 wisudawan Program Sarjana dan 43 wisudawan Program Pascasarajana.

Guru Besar Universitas Brawijaya ini meyakini  Institut STIAMI bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada di depan mata.

"Institut STIAMI telah menetapkan pembentukan ahlak mahasiswa melalui kegiatan bina iman menjadi upaya penting dalam peningkatan mutu dan kualitas lulusan," katanya.

Adapun kelima rencana strategis tersebut meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan tata kelola kelembagaan, peningkatan kualitas pembelajaran dan mahasiswa, peningkatan penelitian dan PKM serta pengembangan inovasi.

Baca: Nenek 72 Tahun Dipapah Anaknya Ikut Wisuda Polimarim Makassar, Ada Cerita Sedih di Baliknya

Baca: Wisuda 585 Mahasiswa, Esa Unggul Bekali Mahasiswa dengan Big Data, AI dan Coding

Pandji Hendrarso mengatakan Institut STIAMI terus berupaya menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan diberbagai bidang.

Berita Rekomendasi

"Untuk mencapainya, perguruan tinggi yang kini memiliki 12.374 mahasiswa tersebut telah menetapkan 5 rencana strategis untuk lima tahun yang akan datang," katanya.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Mochammad Sasmito Djati, Sasmito mengingatkan pentingnya mahasiswa untuk melakukan perencanaan masa depan yang lebih baik.

"Memiliki cara berpikir jangka panjang dan tidak lupa bahwa setiap langkah harus terukur. Bekerja apapun, harus ada ukurannya sehingga tujuan bisa tercapai," katanya.

Prof Dr Ir Mochammad Sasmito Djati, MS,  mengingatkan berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh generasi muda terkait dengan revolusi industry 4.0.

Lulusan Institut STIAMI harus adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Nanti akan banyak jenis pekerjaan hilang dan disisi lain, jenis pekerjaan baru akan bermunculan. Inilah mengapa lulusan perguruan tinggi harus adaptif,” katanya.

Baca: Sebelum Tewas di Hari Wisuda, Nurul Faqih Tunjukkan Gelagat Tak Biasa

Baca: Wisuda 585 Mahasiswa, Esa Unggul Bekali Mahasiswa dengan Big Data, AI dan Coding

Baca: Kisah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Tewas Terperosok ke Sumur di Rokaat ke-3 Saat Jadi Imam Salat

Wisuda yang digelar di Balai Samudera, Jakarta Utara tersebut diikuti oleh hadir ikut menyaksikan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang diwakili oleh Kepala Pusat Kajian Daerah dan Anggaran DPD RI, Dr. Fitriani, AP., M.Si, Walikota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko.

Kemudian Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Dr. M. Samsuri. SPd., MT, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Mochammad Sasmito Djati, MS, IPU yang sekaligus memnyampaikan orasi ilmiahnya.

“Untuk percepatan internasionalisasi kampus, kami memiliki program share learning dengan University Kebangsaan Malaysia,” kata Samsuri. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas