UIII Akan Miliki Tujuh Fakultas, Tahap Awal Dibuka Tiga
Kampus UIII juga diproyeksikan mempu perepresentasikan Islam Indonesia di kancah internasional.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok dijadwalkan akan mulai melakukan penerimaan perdana mahasiswa baru pada tahun perkuliahan 2020/2021.
Kampus yang digadang-gadang jadi ikon Indonesia untuk peradaban dunia Islam ini akan membuka tujuh fakultas.
Yakni, Fakultas Kajian Islam, Ilmu Sosial Humaniora, Ekonomi Islam, Sains dan Teknologi, Pendidikan, Fakultas Arsitektur, dan Fakultas Seni. Namun pada tahap awal UIII baru akan membuka tiga fakultas, yakni kajian Islam, Pendidikan dan Ilmu Sosial Humaniora.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA mengatakan, cita-cita awal berdirinya UIII adalah keinginan menghadirkan perguruan tinggi bertaraf internasional dan bisa menjadi destinasi studi Islam.
Kampus ini juga diproyeksikan mempu perepresentasikan Islam Indonesia di kancah internasional.
"Jadi mahasiswa-mahasiswa asing dari berbagai negara, baik dari dunia Islam maupun Eropa dan Amerika yang akan melakukan penelitian ke Indonesia akan datang ke kampus ini, juga untuk melakukan studi di sini," ujar Kamaruddin Amin dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Sabtu (21/12/2019).
Dia menegaskan, menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban dunia Islam pada masa yang akan datang akan menjadi tujuan ideal dari pendirian kampus ini.
Baca: Penertiban Lahan Kondusif, Kemenag Optimistis Pembangunan UIII Sesuai Target
UIII berdiri di lahan seluas 142,5 ha dengan konsep arsitektur bangunan yang indah yang dirancang bisa menjadi destinasi wisata akademik.
Kampusnya akan dibagi dalam tiga zona. Zona satu terdiri dari Gedung Rektorat, Masjid, Perpustakan, Gedung Fakultas, Infrastruktur Kawasan, Lanskap dan Ruang Terbuka Hijau, Echo Sanctuary Park.
Zona dua diisi bangunan kampus yang megah dan zona tiga terdiri dari kawasan fakultas dan pusat kajian. Di zona tersebut juga terdapat pusat peradaban seperti museum, pertunjukan seni dan budaya islam serta gedung serba guna.
Kamaruddin Amin menjelaskan, UIII akan mengkombinasikan sejumlah tradisi keilmuan atau kesarjanaan yang tengah berkembang di berbagai belahan dunia, seperti di Mesir, Maroko, Tunisia, atau di Arab Saudi dan Madinah.
"Tradisi keilmuan dari negara-negara Timur Tengah dan barat bisa didapatkan di kampus ini dan diyakini dapat melahirkan tradisi keilmuan khas UIII.
Perpaduan berbagai tradisi keilmuan UIII didesain menciptakan alumni berpengatahuan Islam yang mendalam sekaligus menciptakan Cindekiawan Muslim yang memiliki pemahaman agama yang mendalam dan ilmu sosial yang kuat.
"Kita akan upayakan tiga program studi, terutama studi Islam, karena itu yang paling siap. Kurikulumnya sudah siap, calon-calon dosennya sudah proses dan saya yakin mahasiswanya dari berbagai negara sudah banyak yang menunggu," ungkap Kamaruddin Amin.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag mengatakan, dengan desain kurikulum yang memadukan berbagai tradisi keilmuan, UIII diyakini bisa menjadi rujukan negara-negara Muslim lainnya di dunia.