Kembangkan Social Emotional Learning di Sekolah Dasar
Sekolah itu seharusnya membangun kemandirian berpikir dan kemerdekaan moral dan pendidikan cenderung mematikan kreativitas anak
Editor: Eko Sutriyanto
Menurutnya, guru sebagai fasilitator mengemban kewajiban besar untuk memfasilitasi siswa menjadi pembelajar yang mampu membangun relasi dengan dirinya sendiri.
Begitu pula siswa, sebelum bebenah diri, siswa harus terlebih dulu mengenali kekurangan di masa lalu agar dapat memperbaikinya di masa depan.
"Berikut pengalaman anak-anak GSM di SD Muhammadiyah Sidoarum dalam rangka merefleksikan diri dengan menerapkan metode Self Emotional Learning,' katanya.
Siswa yang terlatih terampil secara emosional, maka ia akan semakin terampil memecahkan permasalahan dirinya sendiri, mengendalikan gagasan-gagasan yang negatif dan juga dapat menerima gagasan dari orang lain.
Kehadiran teknologi kini memberikan banyak kemudahan. Guru dapat menggunakan teknologi sebagai cara baru dalam melakukan transfer ilmu di sekolah.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, termasuk dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Baca: Potret Sekolah di Sabuk Pegunungan Dieng, Satu Kelas Ada yang Hanya 2 Murid, Paling Banyak 7 Murid
Baca: Aurel Pacaran dengan Verrel Bramasta Saat SD, Ashanty Pertanyakan Tugas Anang Selaku Ayah: Diizinin?
Baca: Jadi Tulang Punggung Keluarga, Siswi SD Ini Kerjanya Membungkus Kerupuk Diupah Rp 3.000-Rp4.500/hari
Komponen-komponen dari Social Emotional Learning yang diterapkan oleh murid-murid kelas 6 SD Muhammadiyah Sidoarum seperti, menghadirkan pengalaman, mengelola perasaan, dan mengevaluasi pengalaman dijadiian sebagai proses refleksi diri.
Membangun sebuah kesadaran dalam proses belajar sejak sekolah dasar adalah bekal bagi anak-anak untuk masa depannya kelak.
Anak akan terbiasa mengenali dirinya, mengenali emosi dan tahu cara menyikapinya, dapat menilai dan mencari solusi dari kesalahan/kekurangan mereka, serta pro aktif dalam proses belajar.
Proses self-emotional learning ini mungkin tidak serta-merta lantas membuat kualitas pembelajaran siswa langsung meningkat, atau membuat siswa menjadi pribadi dengan karakter yang lebih baik.
Namun langkah kecil ini adalah langkah awal dari perjalanan panjang siswa dan guru mentransformasi dirinya menjadi lebih baik kedepannya.