Ketum YLBHI Asfinawati Cerita Pengalaman Dipandang Sebelah Mata karena Muda, Sebut Ini Feodal
Asfinawati menceritakan pengalamannya dipandang sebelah mata karena masih muda.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
"Saya selalu percaya bahwa, ketika kita sudah merasa tidak galau berarti ada yang tidak beres dengan diri kita," ujarnya.
Kendati demikian, yang dirisaukan juga harus jelas.
"Tergantung seberapa besar tingkat kegalauannya, dan apa yang kita galau-in."
Eksposur yang dimiliki Fiersa memang besar di kalangan milenial.
Wacana mengenai galau ini, lantas dia gunakan untuk menyisipkan isu yang sedang hangat.
"Saya memanfaatkan energi ini gitu, kadang dengan kata-kata yang cheezy di Twitter, kadang bar-bar."
Pengakuannya menulis sindiran yang frontal ini, lantas disambut tawa penonton di studio.
Selain itu, penulis Garis Waktu ini juga memasukkan pesan tentang sosial dan lingkungan.
"Saya juga sering menggunakan kesempatan itu untuk, sesekali menyelipkan kegiatan sosial atau pesan-pesan sosial dan lingkungan," kata Fiersa.
Fiersa sering membuat konten Youtube tentang kegiatannya di alam.
Pelantun Waktu yang Salah ini memang gemar mendaki gunung.
Caranya menyisipkan pesan tentang lingkungan ini di tulisan-tulisan galaunya, adalah untuk mengembalikan kecintaan anak muda pada alam.
Menurutnya, isu cinta dan galau merupakan pangsa pasar yang cocok di kalangan muda mudi.
"Karena saya tahu, yang paling menjual untuk dipasarkan adalah kegalauan dan cinta."
Terlebih, jika bisa menuangkan kegalauan itu pada sebuah karya.
"Kalau ada unek-unek dikeluarin dengan karya itu lebih baik daripada dipendam tahu-tahu ngobat gitu," pungkas Fiersa disambut gelak tawa dan tepuk tangan penonton.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)