47 Persen Siswa SMK Terlanjur Ikuti UN, Mendikbud Nadiem Makarim Minta Maaf
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan pembatalan Ujian Nasional 2020, Nadiem Makarim Minta Maaf
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan pembatalan Ujian Nasional 2020.
Pembatalan tersebut tidak lepas dari dampak penyebaran virus corona baru COVID-19 di Indonesia.
Nadiem menjelaskan dirinya pembatalan UN tertuang dalam surat edaran Mendikbud RI nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
Dilangsir dari laman Kemdikbud, sebelumnya hampir setengah SMK se-Indonesia rampung melaksanakan UN di 28 provinsi dengan total peserta sebanyak 729.763 orang (47,17%) di 7.380 sekolah (53,9%).
Sementara enam provinsi yang menunda pelaksanaan UN adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Riau, dengan total peserta sebanyak 817.169 peserta di 6.311 sekolah.
Baca: Nadiem Makarim & Komisi X DPR Sepakat UN Ditiadakan karena Corona, Beri Opsi Ini untuk Gantinya
Baca: Nadiem Makarim dan DPR Sepakat UN Ditiadakan, Kelulusan Kemungkinan Ditentukan dari Nilai Rapor
"Jadi untuk siswa-siswa SMK yang sebagian telah melaksanakan UN," kata ujarnya dalam Bincang Sore dengan topik Kebijakan Ujian Nasional 2020 di Masa Darurat Covid-19, Selasa (24/3/2020).
Pria yang akrab disapa Mas Menteri ini menjelaskan UN di tahun 2020 ini merupakan bentuk pemertaan dari Kemendikbud, sehingga nilai UN tidak memengaruhi siswa.
"Seperti Seleksi PPDB yang tidak ada pengaruhnya dengan UN. UN pembukuan pemerintah sebagai pemetaan," tegasnya.
"Dengan barat hati tahun ini, Kemendikbud tidak bisa melakukan pemetaan secara komprehensif lewat UN ini," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nadiem memberikan apresiasinya kepada pihak-pihak yang telah menggelar UN di tengah situasi merebaknya COVID-19 seperti saat ini.
"Saya sangat mengapresiasi teman-teman yang melakukan UN di SMK dan saya bisa mengerti ada yang tidak senang melalui ini"
"Mohon maaf kalau ada yang kecewa harus mengerjakannya (UN) karena dengan situasi seperti ini," tandasnya.
Baca: Terisak-isak, Ali Ngabalin Ungkap Duka Cita bagi Dokter yang Meninggal, Singgung Rasa Sedih Jokowi
Baca: Tegaskan Belum Ada Obat untuk Virus Corona, Jokowi: Klorokuin Ini Bukan Obat First Line
Nadiem juga menjelaskan keputusan penundaan UN melewati proses yang sulit.
"Jadi kami setelah kita menganalisia semua risiko dan benefit daripada pelaksanaan UN tahun ini. Kami menyimpulkan bukan dengan cara yang mudah dan berat hati."