Kemendikbud: Kurikulum Pendidikan Vokasi Harus Beradaptasi dengan New Normal
Saat ini beberapa industri yang terdampak pandemi virus corona diyakini sedang merancang strategi investasi menghadapi new normal
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Kemendikbud: Kurikulum Pendidikan Vokasi Harus Beradaptasi dengan New Normal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tim-riset-program-studi-d3-farmasi-sekolah-vokasi-uns-solo.jpg)
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan pandemi virus corona atau Covid-19mendorong masyarakat beradaptasi dengan kenormalan baru atau new normal.
Menurutnya, adaptasi tersebut juga harus dilakukan oleh pendidikan vokasi dalam membuat pengajaran dan kurikulum.
Baca: Komisi X DPR Minta Pemerintah Cermat Buka Sekolah saat New Normal, Ini Usulannya
“Bagaimana kurikulum dan skema pencapaian kompetensi sumber daya manusia dirancang bersama," ujar Wikan saat konferensi pers melalui daring, Rabu (27/5/2020).
"Jadi, perubahan industri bergeser ke kondisi kenormalan baru, juga harus diikuti dinamikanya oleh kampus dan kurikulumnya," katanya.
Wikan meyakini saat ini beberapa industri yang terdampak pandemi virus corona sedang merancang strategi investasi menghadapi new normal.
"Saya yakin industri tetap akan survive dengan pola normal baru atau new normal. Saya yakin industri yang sedang kolaps itu sedang merancang satu strategi investasi untuk membuat satu sistem baru," ucap Wikan.
Adaptasi yang dilakukan industri tersebut, menurut Wikan harus diikuti oleh pendidikan vokasi.
Wikan menilai pendidikan vokasi harus memiliki skema baru dalam menghadapi new normal.
Baca: Doni Monardo Adopsi Slogan 4 Sehat 5 Sempurna Kekinian Hadapi Covid-19
Menurut Wikan, adaptasi sangat penting untuk menjaga kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan vokasi.
"Ketika industri sedang transformasi merancang satu pola baru, jangan sampai dunia pendidikan tertinggal. Kurikulumnya masih kurikulum normal, padahal nanti akan terjadi new normal," pungkas Wikan.