Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apkasi Minta Mendikbud Hadirkan Terobosan Atas Masalah Pendidikan di Daerah

Dengan sistem belajar di rumah yang saat ini berlangsung, jelas membutuhkan effort yang tidak sedikit

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Apkasi Minta Mendikbud Hadirkan Terobosan Atas Masalah Pendidikan di Daerah
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Sejumlah siswa mengenakan masker dan pelindung wajah mengerjakan tugas dari sekolah saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Warnet Covid-19 RW 09, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). Fasilitas warung internet gratis dengan menerapkan protokol kesehatan ini dihadirkan untuk membantu para siswa dalam mengikuti PJJ, sehingga para orang tua siswa tidak perlu lagi khawatir soal kuota internet. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Apkasi  mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk segera mencarikan solusi kongkrit untuk mengurangi dampak negatif bagi anak-anak didik selama Pandemi Covid19 masih berlangsung.

Ini disampaikan Sekretaris Jenderal Apkasi, Najmul Akhyar dalam Webinar Apkasi bekerjasama dengan Gredu Asia dengan mengangkat tema “Digitalisasi Sekolah dalam Mendukung Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid19” di Jakarta, Rabu (12/08/2020).

"Kami para bupati ini merasakan resah yang mendalam, melihat anak-anak kita yang sudah lebih dari setengah tahun ini mereka tidak lagi belajar di bangku sekolah, ini tentu hal yang luar biasa. Kami mengetuk kepada pak Menteri agar anak-anak kita yang tidak bisa sekolah akibat pandemi Covid19 ini bisa segera dicarikan solusi yang riil,” kata Najmul.

Bupati Lombok Utara ini melihat, dengan sistem belajar di rumah yang saat ini berlangsung, jelas membutuhkan effort yang tidak sedikit.

“Kalau di daerah kami sendiri guru-guru ada yang turun langsung dengan mendatangi ke rumah masing-masing, cuman ini membutuhkan energi yang besar dan ini tidak seefektif jika dilakukan belajar secara tatap muka di kelas seperti sebelumnya," katanya.

Baca: Kemenlu Buka Penerimaan Calon Pegawai Setempat: Pendidikan Minimal D3, Buka hingga 31 Agustus 2020

Najmul mengatakan, mendidik anak-anak didik itu tidak hanya sekadar bicara mengenai bagaimana mengisi kapasitas otak mereka atau hanya bicara hal-hal yang bersifat akademis semata, tetapi kita harus mengacu pada substansi tertinggi dari pendidikan nasional adalah pendidikan moral dan pembangunan karakter anak-anak bangsa.

Kalau menganggap bahwa belajar itu hanya mentransfer ke otak mereka saja dan dengan kondisi berlama-lama menempatkan anak-anak kita tidak di kelas lagi, dikhawatirkan pendidikan kita ini akan kehilangan makna.

Berita Rekomendasi

"Akan kering dari nilai-nilai karakter kebangsaaan kita, sehingga kami berharap jika pandemi ini cepat berlalu, maka anak-anak kita ini segera kembali menemukan dirinya, belajar di kelas seperti masa-masa sebeum adanya pandemi Covid19,” tuturnya.

Hal lain terkait penerapan belajar jarak jauh ini seperti yang sedang didiskusikan melalui Webinar Apkasi, lanjut Najmul, menjadi sangat penting untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak didik serta mendorong agar mereka tetap produktif.

“Ini artinya belajar jarak jauh itu harus bisa menciptakan suasana, di mana pun mereka berada di rumah atau di mana saja, mereka tetap merasa menjadi siswa, mereka ini merasa tetap dalam suasa belajar,” katanya.

Baca: Dian Sastrowardoyo Bangga Guru-guru Gokil Jadi Film Original Netflix dan Tayang di 190 Negara

Najlmul juga menyoroti dua metode pembelajaran yang bisa kita diskusikan, yang pertama proses belajar jarak jauh secara daring dengan menggunakan teknologi.

Tetapi ia mengingatkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia itu adalah desa, sehingga jangan kita membayangkan seperti di Jakarta, Surabaya, Makassar dan kota-kota besar lainnya.

"Tetapi ada mereka-mereka ini yang di kampung-kampung, di dusun-dusun yang barangkali mereka ini tidak memiliki akses dan fasilitas laptop atau bahkan gadget smatphone. Inilah yang harus menjadi catatan Pak Menteri bagaimana anak-anak ini bisa mendapatkan keadilan yang sama jika ingin program belajar jarak jauh ini bisa berjalan sukses,” katanya.

Kata Sekjen Apkasi ini ada alternatif yang bisa disodorkan oleh para pendidik adalah mengupayakan belajar secara kontekstual.

Misal untuk mata pelajaran IPA atau biologi, anak-anak ini bisa diarahkan untuk memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar seperti tumbuh-tumbuhan, binatang atau bisa belajar tentang tanah.

"Mereka bisa belajar apa saja tanpa mereka harus hadir di kelas, dan lingkungan sekitar mereka bisa menjadi media belajar. Ini tentu butuh kreatifitas para guru-guru kita untuk bisa menciptakan belajar konstekstual kepada anak-anak kita,” katanya.

Najmul yang juga tinggal di desa, mengkhawatirkan dengan kondisi sekarang ini akan ada karakter yang hilang dan anak-anak makin jauh dengan suasana belajar.

“Saya titip pesan jika proses belajar jarak jauh pada akhirnya menjadi media prioritas dalam proses belajar, bahwa proses pendidikan kepada anak-anak kita itu tidak hanya urusan transfer pengetahuan, tapi kita juga mentransfer akhlak dan juga mentransfer karakter bangsa kepada anak-anak kita," katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas