Anak Didik Susah Belajar, Guru Bingung Mengajar
Koneksi internet menjadi hal yang sangat penting saat pandemi covid 19 seperti sekarang ini.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
Meski begitu, Praptono mengungkapkan mayoritas guru di Indonesia masih memiliki
kendala dalam melakukan pembelajaran berbasis teknologi informasi.
Kendala ini yang membuat proses pembelajaran menjadi tidak optimal dijalankan oleh para pengajar.
"Memang kemendikbud melakukan survei terkait PJJ. Salah satunya, kita dapatkan
60 persen guru kita punya permasalahan dalam pembelajaran IT," ungkap Praptono.
Baca juga: Nadiem Terima Keluhan Masyarakat Soal Borosnya Kuota Internet Selama PJJ
Praptono mengatakan Kemendikbud telah mencoba mencari solusi terhadap
kendala yang ditemui selama penerapan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.
"Seiring perjakanan waktu dan berbagai upaya dilakukan, misal dengan bantuan
kuota, kemudian bimbingan teknis kepada guru, portal guru belajar, menyiapkan
media bahan ajar, RPP, praktek baik, termasuk bantuan infrastruktur di sekolah,"
ujar Praptono.
Seiring berjalannya waktu, Praptono mengungkapkan akhirnya terjadi penambahan
pemahaman dan adaptasi guru terhadap pembelajaran jarak jauh yang berbasis
teknologi digital.
"Tren bahwa kemampuan guru untuk bisa take over kegiatan-kegiatan akibat pandemi menunjukkan tanda-tanda ke arah baik," pungkas Praptono.
Guru PJJ
Hasil survei Wahana Visi Indonesia dan Kemendikbud menunjukan mayoritas guru
di Indonesia lebih memilih model pembelajaran jarak jauh.
Education Team Leader Wahana Visi Indonesia Mega Indrawati mengatakan sebanyak 95 persen memilih pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran campuran.
"Soal strategi belajar dari 95 persen guru setuju akan pembelajaran jarak jauh atau
blended learning,"ucap Mega.
Guru di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) lebih memilih pembelajaran jarak
jauh luring dibanding daring. Mega menduga hal ini kemungkinan karena
keterbatasan akses internet dan infrastuktur untuk pembelajaran secara daring.
"Sementara guru untuk anak berkebutuhan khusus cenderung memilih pembelajaran
daring," ujar Mega.
Selain itu, hasil survei ini juga menemukan bahwa guru dalam mengatasi masalah
dalam kegiatan belajar mengajar memilih berkonsultasi dengan teman sejawatnya di
satu sekolah atau sekolah lain.
Sementara guru di daerah 3T cenderung kurang
memiliki akses ke komunitas guru di satuan pendidikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.