Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Didik Susah Belajar, Guru Bingung Mengajar

Koneksi internet menjadi hal yang sangat penting saat pandemi covid 19 seperti sekarang ini.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Anak Didik Susah Belajar, Guru Bingung Mengajar
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi: Sejumlah siswa saat mengikuti kegiatan sekolah via daring (sekolah online) di Rumah Aspirasi, Jalan Tambak Asri 187, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/10/2020). Rumah Aspirasi diinisiasi Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira bersama adiknya, Shafira Novianti Adi. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Terkait dengan kebutuhan pembelajaran yang efektif, dan pemanfaatan teknologi
informasi, sebanyak 40 persen guru menyatakan butuh pelatihan.

"Terkait TIK, 40 persen guru 3T dan guru yang usianya lebih tua butuh pelatihan dasar TIK," kata Mega.

Selain itu, guru di daerah 3T juga lebih membutuhkan kompetensi Pola Hidup Bersih
Sehat (PHBS) sebanyak 54 persen. Sementara 31 persennya membutuhkan
kompetensi tentang kurikulum.

Bagi guru di wilayah non 3T, kompetensi psikososial lebih dibutuhkan. Guru pendidikan khusus juga membutuhkan kompetensi psikologis
untuk mempersiapkan peserta didik.

Survei dilakukan kepada 27.046 guru dan tenaga kependidikan di 34 provinsi seluruh Indonesia. Survei dilakukan pada 18 Agustus hingga 5 September 2020.

Responden guru dari wilayah Non 3T 95 persen dan 3T 5 persen. Sebanyak 74
persen merupakan guru dari pendidikan umum, sementara 26 persen dari
pendidikan khusus atau inklusi.

Berdasarkan wilayah, 52 persen responden guru berasal dari daerah risiko penularan Covid-19 tinggi, dan sisanya dari wilayah Covid-19 dengan penularan rendah.

Berita Rekomendasi

Wahana Visi Indonesia dan Kemendikbud juga melakukan diskusi kelompok terarah yang melibatkan 47 orang perwakilan asosiasi guru, serta guru dari wilayah 3T, SLB dan kepala sekolah.

Berdasarkan hasil survei juga 76 persen guru merasa khawatir untuk kembali
mengajar di tengah pandemi Covid-19.

"Pendapat guru terkait pembukaan sekolah, temuan utama 76 persen responden guru menyatakan bahwa sekolah kurang aman atau tidak bisa diprediksi.

Sementara 24 persen guru beropini akan aman dan kecil kemungkinan penyebaran virus," ujar Mega.

Guru di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) cenderung menyatakan aman karena tingkat kasus Covid-19 di wilayah ini lebih sedikit.

Selain itu, ada tren guru usia yang lebih tua lebih khawatir dengan
penularan Covid-19 di sekolah.

"Jika dibandingkan dari gender, yang perempuan punya kekhawatiran yang lebih
tinggi dibanding pria," kata Mega.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas