Pendidikan Tinggi Vokasi Pertemukan Tenaga Terampil dengan Kebutuhan Dunia Industri
Program vokasi mempertemukan antara tenaga terampil lulusan dunia pendidikan dengan SDM dengan kualifikasi yang dibutuhkan dunia industri dan usaha
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah saat ini menggencarkan pendidikan vokasi untuk membangun link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
Program vokasi ini berupaya mempertemukan antara tenaga terampil lulusan dunia pendidikan dengan SDM dengan kualifikasi yang dibutuhkan dunia industri dan dunia usaha.
Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri (PNJ) Jakarta Dr. Tatun Hayatun Nufus, M.Si., Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong terwujudnya link and match antara pendidikan vokasi dan sektor industri/dunia kerja.
"Kurikulum yang ada di pendidikan tinggi vokasi harus sesuai dengan kebutuhan industri. Harus adanya program magang yang lebih ditingkatkan lagi, dosen dari dunia industri, sertifikat kompetensi untuk lulusan, program beasiswa, dan joint research," kata Dr Tatun Hayatun saat menjadi pembicara pada acara Seminar Nasional Teknik Mesin bertema 'Sinergi Perguruan Tinggi Vokasi dan Industri dalam Mendukung Program Kampus Merdeka' di kampus PNJ Jakarta, Rabu (20/10/2020).
Terkait dengan konsentrasi penelitian yang dilakukannya tentang rekayasa bahan bakar, Dr Tatun menjelaskan di seluruh dunia konsumsi bahan bakar terbukti masih tinggi dan suatu saat akan habis.
Baca juga: Dapat Rapor Merah dari Guru, Kemendikbud: Kami Bekerja Keras untuk Pendidikan
"Sehingga harus ada alternatif bahan bakar yang ditawarkan, salah satunya melalui rekayasa bahan bakar atau solusi penghematan bahan bakar," ungkapnya.
Dia juga menekankan, upaya pencarian sumber energi alternatif sangat penting. Begitu juga dengan upaya meningkatkan kualitas bahan bakar, zat aditif, HHO dan magnet.
Dr Ary Syahriar, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar, Jakarta, di seminar yang sama mengatakan sinergi perguruan tinggi vokasi dan industri perlu lebih diarahkan pada materi Indonesia Maritime Continent (IMC), tentang persaingan global.
Yakni, bagaimana Indonesia mampu bersaing dengan dunia internasional dalam hal pengembangan sumber daya manusia, IPTEK dan persaingan industri ekonomi.
Mr. Roman Marian Ragus, narasumber dari kalangan industri mengatakan pendidikan vokasi dan sektor industri membangun hubungan mutualisme yang saling menguntungkan di program link and match.
Dia menekankan, pendidikan vokasi memiliki kewajiban utama menyediakan lulusan yang mahir untuk bekerja di dunia Industri.
Baca juga: Merger Bank Syariah BUMN Pacu Pengembangan Industri Halal
Sektor industri membutuhkan pekerja yang terampil, maka pendidikan vokasi harus mempersiapkan hal tersebut, terutama pemahaman tentang perkembangan teknologi terbaru yang digunakan di insustri.
"Artinya pendidikan vokasi dalam kurikulumnya harus beradaptasi dengan dunia industri," ujarnya.