Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentang Ekosistem: Pengertian, Komponen, Jenis-jenis, dan Contohnya

Ekosistem yakni suatu sistem ekologi terbentuk oleh sistem timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup & lingkungan, tercipta dari dua komponen.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Tentang Ekosistem: Pengertian, Komponen, Jenis-jenis, dan Contohnya
Buku Tematik Kelas 5 Tema 5
Tentang Ekosistem - Tentang Ekosistem: Tentang Ekosistem: Pengertian, Komponen, Jenis-jenis, dan Contohnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh sistem timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungan.

Ekosistem dapat tercipta apabila terpenuhi 2 komponen yang membentuknya.

Nah, komponen ekosistem tersebut, terdiri dari komponen abiotik dan biotik.

Apa itu komponen abiotik dan biotik?

Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.

Sementara komponen abiotik yakni komponen berupa makhluk mati.

Dilansir dalam Buku Tematik Kelas 5 Tema 5, ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.

Materi Ekosistem.
Materi Ekosistem - Tentang Ekosistem: Pengertian, Komponen, Jenis-jenis, dan Contohnya. (Buku Tematik Tema 5 Kelas 5 SD.)
BERITA REKOMENDASI

Berikut ini mengenai ekosistem, sebagaimana dilansir Tribunnews.com dari berbagai sumber:

Pengertian dan Komponen Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh sistem timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungan.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan hidupnya.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), ada komponen-komponen yang menjadi penyebab terbentuknya ekosistem, yakni komponen biotik dan abiotik.

Berikut penjelasannya:

1. Komponen Biotik

Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, biasanya disebut komponen hidup.

Komponen ini dibagi menjadi dua macam, yakni konsumen atau biasa disebut heterotrof dan pengurai atau dekomposer.

Heterotrof adalah komponen ekosistem yang tidak bisa membuat makanan sendiri.

Tetapi, mengatur ulang dan akhirnya menguraikan bahan organik secara kompleks yang dibangun oleh autotroph.

Dekomposer memiliki peran untuk menguraikan bahan-bahan organis yang berasal dari organisme yang telah mati.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik ini merupakan komponen berupa makhluk mati.

Sebagian besar komponen ini bervariasi dalam ruang dan waktu.

Faktor yang mempengaruhi komponen abiotik ini:

- Tanah dan batu, karena struktur fisik dan komposisi mineral yang membatasi penyebaran organisme berdasarkan kandungan sumber makanan.

- Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama suatu wilayah. Iklim makro meliputi iklim global, regional, dan lokal.

- Suhu dapat mempengaruhi proses biologi, mamalia dan unggas.

Ini membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.

- Air dapat memengaruhi distribusi organisme.

Organisme yang ada di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air.

- Cahaya matahari, kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang besar bisa meningkatkan suhu.

- Garam mampu mempengaruhi kesetimbangan air yang ada di dalam organisme melalui osmosis.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 14, 16, 17, 21 Buku Tematik Pembelajaran 2 Subtema 1

Baca juga: Rantai Makanan: Pengertian, Komponen, dan Contohnya

Jenis-Jenis Ekosistem dan Perbedaannya

Dilansir dalam Buku Tematik Kelas 5 Tema 5, ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.

Ekosistem alami terdiri atas ekosistem air dan ekosistem darat.

- Ekosistem air terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem air asin.

- Ekosistem darat terdiri atas ekosistem hutan, padang rumput, padang pasir, tundra, dan taiga.

Sementara itu, ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sawah dan bendungan merupakan dua contoh ekosistem buatan.

Selanjutnya, ekosistem darat, contohnya ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, taiga, dan tundra.

Ekosistem darat ini dibedakan oleh tingkat curah hujan dan iklimnya.

Perbedaan tersebut, menyebabkan jenis tumbuhan dan hewan yang ada di dalamnya juga berbeda.

Tumbuhan seperti rotan dan anggrek, serta hewan seperti kera, burung, badak, dan harimau, berada pada ekosistem hutan hujan tropis.

Ekosistem sabana memiliki curah hujan yang lebih rendah daripada ekosistem hutan hujan tropis.

Hewan-hewan yang hidup di sabana antara lain berbagai jenis serangga dan mamalia seperti zebra dan singa.

Ekosistem padang rumput memiliki curah hujan yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem sabana.

Tumbuhan khas ekosistem adalah rumput.

Hewan yang hidup pada ekosistem ini contohnya bison, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kanguru, dan ular.

Gurun merupakan ekosistem yang paling gersang karena curah hujan yang sangat rendah.

Tumbuhan jenis kaktus yang memiliki duri untuk mengurangi penguapan banyak tumbuh di sini.

Hewan-hewan yang bisa hidup pada ekosistem ini antara lain semut, ular, kadal, kalajengking, dan beberapa hewan malam lainnya.

Suhu pada ekosistem taiga sangat rendah pada musim dingin.

Taiga biasanya merupakan hutan yang tersusun atas satu jenis tumbuhan seperti cemara, pinus, dan sejenisnya.

Hewan seperti beruang hitam dan ajag, biasanya hidup di ekosistem ini.

Tundra merupakan ekosistem yang dingin dan kering.

Banyak jenis tumbuhan tidak bisa hidup pada ekosistem ini karena rendahnya suhu lingkungan sepanjang tahun.

Akar-akar tanaman tidak dapat tumbuh pada suhu yang dingin.

Tumbuhan jenis rumput tertentu saja yang mampu bertahan.

Beberapa jenis burung bersarang di ekosistem tundra pada saat musim panas, seperti angsa dan bebek.

(Sumber bacaan: McGraw-Hill Science. Ecosystems Around the World)

Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya

Berdasarkan jenis makanannya, hewan dikelompokkan menjadi tiga golongan.

Ketiga golongan itu adalah golongan herbivor, karnivor, dan omnivor.

Kelompok hewan herbivor merupakan hewan yang makanannya berasal dari tumbuhan.

Hewan ini memiliki susunan gigi yang khas.

Gigi hewan ini terdiri atas gigi seri dan gigi geraham, dan tidak memiliki gigi taring.

Gigi seri berada di depan dan tajam. Gigi ini berguna untuk memotong makanan.

Sementara itu, gigi geraham berfungsi untuk menghaluskan makanan yang telah dipotong oleh gigi seri.

Contoh hewan yang termasuk kelompok ini adalah sapi, kelinci, kerbau, dan rusa.

Kelompok hewan karnivor adalah kelompok hewan yang memakan hewan lain.

Sebagian besar hewan yang termasuk di dalam kelompok ini merupakan hewan buas dan liar.

Hewan ini harus berburu untuk mendapatkan makanan.

Oleh karenanya, hewan ini memiliki gigi taring yang tajam dan kuat.

Gigi taring berguna untuk merobek dan mengoyak mangsa.

Hewan ini juga memiliki gigi seri yang tajam dan kuat meskipun berukuran kecil.

Gigi ini juga berfungsi untuk memotong makanan.

Hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah harimau, singa, anjing, buaya, dan ular.

Kelompok hewan omnivor merupakan kelompok hewan yang makanannya berasal dari tumbuhan maupun hewan lain.

Hewan omnivor memiliki susunan gigi tersendiri.

Gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham hewan ini berkembang dengan baik untuk menyesuaikan dengan makanannya.

Gigi seri dan gigi taring digunakan ketika memakan makanan yang berupa hewan lain.

Sementara itu, gigi seri dan gigi geraham digunakan ketika memakan makanan berupa tumbuhan.

Orangutan, gorila, dan monyet, merupakan beberapa contoh hewan yang termasuk dalam kelompok ini.

(Sumber bacaan: BSE IPA Kelas 4 2010)

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Ari Welianto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas