Apa Itu Disintegrasi? Faktor Munculnya Disintegrasi dan Upaya Pencegahannya
Simak inilah pembahasan mengenai apa itu disintegrasi, faktor munculnya disintegrasi serta upaya pencegahannya.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini pembahasan mengenai disintegrasi, faktor munculnya disintegrasi, serta upaya pencegahannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi merupakan keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.
Sementara integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Jika integrasi menimbulkan dampak kesatuan yang utuh atau bulat, maka disintegrasi dapat menimbulkan dampak munculnya konflik, keadaan tidak bersatu padu, perseteruan atau pertentangan.
Dikutip dari Integrasi dan Disintegrasi Dalam Perspektif Budaya (2003), disintegrasi berarti tidak bersatunya (independensi) berbagai komponen atau struktur dalam suatu sistem sosial atau masyarakat.
Kemudian, integrasi menunjuk pada pola keterkaitan (interdependensi) antara berbagai unsur atau struktur sosial dalam masyarakat atau sistem sosial.
Konsep tersebut pada dasarnya muncul dari asumsi fungsional bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari unsur, komponen, struktur, yang dimana masing-masing struktur tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam satu kesatuan untuk suatu tujuan tertentu.
Dengan demikian, jika ada keterkaitan antar unsur tersebut maka terjadi integrasi sistem, namun sebaliknya jika unsur tersebut mengalami keterpisahan yang terjadi adalah disintegrasi sistem.
Baca juga: Apa Itu Orbit? Berikut Pengertian, Bentuk dan Sejarahnya
Baca juga: Apa Itu Perdagangan Internasional? Berikut Pengertian Lengkap dengan Teori Menurut Para Ahli
Faktor Munculnya Disintegrasi
Dikutip dari Integrasi dan Disintegrasi Dalam Perspektif Budaya (2003), disintegrasi sosial telah menjadi ancaman terbesar bagi masyarakat Indonesia, yang akhirnya menimbulkan kebutuhan untuk adanya integrasi.
Disintegrasi sosial, yang nampak dari adanya konflik dan penggunaan kekerasan dalam masyarakat bukan saja menjadi masalah kita sendiri di Indonesia, namun telah menjadi salah satu masalah utama disamping masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup dalam dasawarsa 1980 hingga 1990-an (Korten, 1993).
Ada banyak faktor yang dituding terhadap munculnya disintegrasi (dan integrasi) seperti etnosentrisme, kontak budaya yang lemah, primordialisme, sosialisasi nilai budaya dan sebagainya yang dapat dilihat dari persfektif mikro.
Semua hal tersebut bisa terlihat dari budaya setiap masyarakat atau komunitas yang mendiami suatu daerah tertentu di Indonesia.
Namun, persoalannya adalah "apakah yang menjadi penyebab munculnya praktek budaya semacam itu?".