Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Subtema 1 Pembelajaran 3

Soal dan jawaban Buku Tematik Kelas 4 Subtema 1 Pembelajaran 3 halaman 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Subtema 1 Pembelajaran 3
istimewa
Ilustrasi belajar online. - Soal dan jawaban Buku Tematik Kelas 4 Subtema 1 Pembelajaran 3 halaman 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. 

Ayo Mengamati

1. Bentuklah kelompok terdiri atas 3 siswa. Pilihlah teman yang tempat tinggalnya dekat dengan rumahmu.

2. Amatilah keadaan lingkungan tempat tinggalmu. Apakah termasuk lingkungan kota, perdesaan, pesisir, atau pegunungan?

3. Amatilah pula penduduk di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Kemudian, catatlah mata pencaharian penduduk di lingkungan sekitarmu.

4. Buatlah laporan sederhana berdasarkan hasil pengamatanmu. Buatlah seperti contoh berikut.

5. Kumpulkan hasilnya kepada guru.

Jawaban alternatif:

Berita Rekomendasi

Contoh untuk membuat laporan hasil pengamatan lingkunngan tempat tinggal

Laporan Hasil Pengamatan

Nama: Ani

Kelas: V SDN 1 Tamansari

Alamat: Boyolali

1. Nama daerah tempat tinggalku :Jawa Tengah

2. Tempat tinggalku termasuk daerah: Dataran rendah

3. Mata pencaharian penduduk di lingkungan tempat tinggalku: Petani, Pedagang, Peternak buruh, dan pegawai kantoran

4. Transportasi penduduk di lingkungan tempat tinggalku: Motor dan Mobil

5. Kesenian di lingkungan tempat tinggalku: Seni musik tradisional

Saat libur sekolah, Dayu dan keluarganya berlibur ke rumah nenek.

Rumah nenek Dayu berada di Banjar Bukit Catu, Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali.

Dayu senang menghabiskan waktu bersama neneknya.

Nenek Dayu suka bercerita.

Kali ini, nenek Dayu akan menceritakan tentang asal mula Bukit Catu.

Ayo Membaca

Bacalah cerita berikut

Asal Mula Bukit Catu

Di pedalaman Pulau Bali, terdapat sebuah desa yang subur.

Di sana, tinggal sepasang suami istri.

Mereka bekerja sebagai petani.

Menjelang musim panen, Si suami berkata kepada istrinya.

“Jika nanti hasil panen kita melimpah, buatlah tumpeng nasi yang besar.

Kemudian, undanglah tetangga untuk makan bersama.”

Istrinya pun setuju.

Kedua suami istri itupun berharap panen mereka melimpah.

Tak lama kemudian, harapan mereka terkabul.

Si Istri menyiapkan tumpeng nasi dan mengundang seluruh penduduk desa untuk makan bersama.

Menjelang musim panen berikutnya, Si suami berkata lagi kepada istrinya

“Semoga panen kita lebih banyak lagi, kalau bisa tiga kali lipat dari sebelumnya.

Jika harapanku terkabul, buatkanlah tiga tumpeng nasi yang lebih besar dari sebelumnya.”

Kemudian, Si Istri membuat tiga tumpeng dan mengundang seluruh penduduk desa untuk berpesta kembali.

Beberapa hari kemudian, Si suami pergi ke sawah.

Dalam perjalanan, ia melihat seonggok tanah yang berbentuk seperti catu.

Catu adalah alat penakar nasi yang terbuat dari tempurung kelapa.

“Hmmm, aneh sekali. Sepertinya kemarin gundukan tanah ini tidak ada,” gumam Si suami.

Setelah pulang dari ladang, ia bercerita kepada istrinya.

Kemudian, ia mengajukan usul kepada istrinya.

“Istriku, bagaimana kalau kita membuat beberapa catu nasi?

Siapa tahu, kalau kita membuatnya, hasil panen kita akan semakin melimpah.”

Sejak saat itu, Si istri rajin membuat catu nasi.

Setiap catu nasi yang dibuatnya, ia niatkan untuk menambah hasil panennya.

Namun, ada keanehan yang terjadi.

Saat pergi ke sawah, onggokan tanah yang ia temukan sebelumnya semakin membesar.

Rupanya, setiap Si istri membuat catu nasi, saat itu pula onggokan tanah membesar.

Sepasang suami istri itu pun tak menyadarinya.

Bahkan, Si istri membuat catu nasi yang lebih besar setiap harinya.

Lama-kelamaan, onggokan tanah itu berubah  menjadi sebuah bukit.

Setelah Si petani dan istrinya berhenti membuat catu nasi, onggokan tanah itu pun juga berhenti membesar.

Sejak saat itu, onggokan tanah itu disebut dengan Bukit Catu.

Disadur dari: Dian. K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer, 2016.

Dalam cerita tersebut terdapat tiga tokoh.

Tokoh merupakan pelaku dalam cerita.

Tokoh merupakan salah satu unsur pembangun cerita.

Tokoh mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa tersebut mampu terjalin sebagai cerita.

Selain itu, tokoh berfungsi sebagai pembawa pesan, amanat, moral atau sesuatu yang ingin disampaikan pengarang.

Kunci jawaban halaman 28

Jawablah pertanyaan berikut. Kemudian, bacakan hasil tulisan jawabanmu di depan kelas.

1. Siapa tokoh dalam cerita berjudul “Asal Mula Bukit Catu”?

Jawab:

Tokoh dalam cerita adalah suami, istri, dan penduduk desa.

2. Apa saja peranan tokoh dalam cerita tersebut?

Jawab:

Tokoh-tokoh tersebut berperan sebagai pembawa pesan, amanat dan moral yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita tersebut kepada pembaca.

3. Apa pesan yang terdapat pada cerita tersebut?

Jawab:

Pesan yang terdapat pada cerita “Asal Mula Bukit Catu”, yakni kita harus bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuhan.

Dayu sangat senang mendengarkan cerita nenek.

Bahkan, seluruh keluarga Dayu juga suka mendengarkan cerita.

Saat nenek bercerita, semua anggota keluarga berkumpul dan mendengarkan dengan tenang.

Buku Tematik Tema 8 Kelas 4 SD.

Kunci jawaban halaman 29

Ayo Berlatih

1. Amatilah gambar di atas.

2. Apa keragaman yang terdapat pada gambar?

Jawab:

Keragaman yang terdapat pada gambar diatas adalah keragaman usia, keragaman fisik dan keragaman jenis kelamin.

Keragaman berarti bermacam-macam atau berjenis-jenis.

Pada manusia, keragaman yang dimaksud adalah perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu.

Perbedaan itu ada karena setiap manusia memiliki ciri khas tersendiri.

Dengan demikian, keragaman karakteristik individu berarti perbedaan ciri-ciri khusus pada setiap manusia.

Keragaman karakteristik individu dapat berupa keragaman fisik, seperti warna kulit, jenis rambut, tinggi dan rendah badan, serta berat badan.

Kunci jawaban halaman 30

Ayo Mengamati

1. Amatilah keragaman fisik dalam keluargamu.

2. Lengkapi tabel berikut sesuai hasil pengamatanmu.

Jawaban dapat disesuaikan pendapat masing-masing siswa.

Jawaban alternatif:

Setiap anggota keluarga pasti memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda.

Ayah: Memiliki warna kulit hitam, tinggi badan 175 cm, berat badan 70 kg, bentuk wajah bulat, rambutnya hitam cepak, hidungnya mancung, suara besar/bass, matanya besar dan berwarna hitam.

Ibu: Memiliki warna kulit putih, tinggi badan 160 cm, berat badan 53 kg, bentuk wajah oval, rambutnya hitam panjang, hidungnya pesek, suaranya melengking, matanya sipit dan berwarna hitam.

Aku: Memiliki warna kulit putih, tinggi badan 157 cm, berat badan 47 kg, bentuk wajah oval, rambut hitam sebahu, hidung mancung, suara melengking, mata besar dan berwarna hitam.

Kakak: Memiliki warna kulit sawo matang, tinggi badan 165 cm, berat badan 60 kg, bentuk wajah kotak, rambut hitam cepak, hidung mancung, suara dewasa, mata besar dan berwarna hitam.

3. Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatanmu.

Jawab:

Keragaman fisik yang terdapat pada keluargaku, yakni memiliki warna kulit, tinggi badan dan berat badan yang berbeda.

Ayo Renungkan

Apa yang telah kamu pelajari hari ini? Dalam keluargamu, pasti terdapat keragaman.

Bagaimana keluargamu menyikapi keragaman yang ada? Jelaskan alasannya.

Kerja Sama dengan Orang Tua

Lakukan wawancara kepada kedua orang tuamu. Tanyakan mengenai cerita rakyat yang ada di daerahmu. Tulislah ceritamu dalam buku tugas. Bacakan hasilnya di depan teman-temanmu.

*DISCLAIMER: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Jawaban dapat berbeda sesuai pendapat dan tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com, Tribunpontianak.co.id)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas