Asosiasi Pesantren Alumni Azhar Minta Kemenag Tak Batasi Mahasiswa yang Akan Belajar ke Mesir
PLPA juga mendorong agar seleksi Camaba ke Mesir harus melewati lembaga matrikulasi Bahasa Arab dalam hal ini Markaz Syeikh Zayed cabang Indonesia
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Pengelola Lembaga Pendidikan Pesantren Al-Azhar (PLPA) meminta Kementerian Agama (Kemenag) Republil Indonesia agar tidak membatasi mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di Universita Al Azhar, Kairo, Mesir.
"Kami meminta agar Kemenag tidak membatasi kuota santri/calon mahasiswa Indonesia yang berniat kuliah studi khazanah Islam di Al-Azhar. Justru Kemenag harus mendorong sebanyak mungkin santri di Indonesia belajar di Al-Azhar," kata Sekjen PLPA, KH Didik L Hariri, Sabtu (15/5/2021).
Sebagaimana diketahui, Kemenag lewat penyelenggara kegiatan seleksi calon mahasiswa Timur Tengah telah mengumumkan nama-nama calon mahasiswa baru (Camaba) yang berhak melanjutkan studi ke Al-Azhar Mesir pada 11 April 2021 lalu.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kemenag, Suyitno, mengatakan bahwa total ada 5.752 siswa yang mengikuti ujian seleksi studi ke al-Azhar Mesir. Dan telah dinyatakan lulus; 20 kuota beasiswa dan 1529 kuota non beasiswa (biaya mandiri) di Al-Azhar Mesir.
Dengan hanya 1.529 peserta dinyatakan lulus jalur non beasiswa (biaya mandiri) ke Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Artinya, ada 4173 orang yang tidak lulus ujian versi Kemenag.
PLPA juga mempertanyakan kebijakan Kemenag yang membatasi calon mahasiswa yang akan belajar ke Al-Azhar, Mesir. Sementara hal yang sama tak diberlakukan untuk mahasiswa yang akan belajar ke perguruan tinggi negara seperti ke Madinah, Pakistan, Syria dan beberapa negara lainnya.
"Kemenag tidak pernah membatasi calon mahasiswa yang mau belajar ke negara-negara lain selain Al-Azhar, Mesir. Kenapa Kemenag selama ini terkesan membatasi mahasiswa non-beasiswa al-Azhar? Jika yang dibatasi yang beasiswa silahkan saja itu hak Kemenag," kata Didik.
Selain itu PLPA juga mendorong agar seleksi Camaba ke Mesir harus melewati lembaga matrikulasi Bahasa Arab dalam hal ini Markaz Syeikh Zayed cabang Indonesia atau Pusiba agar linier dengan pembelajaran di Al Azhar.
"Alur permasalahan pemberangkatan Camaba ke Mesir harus sangat berkait dengan lembaga matrikulasi Bahasa Arab dalam hal ini adalah Markaz Syeikh Zayed cabang Indonesia atau yang dikenal dengan Pusiba," kata Didik.
PLPA sebagaimana diketahui membawahi 320 Pesantrean seluruh Indonesia yang didirikan oleh Alumni Al Azhar, Mesir.
Mereka sangat berkepentingan mengupayakan lulusan pesantrennya untuk melanjutkan kuliah ke Al Azhar untuk mencetak kader-kader berkualitas.
"Pada prinsipnya dunia pesantren ini ingin meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga masing-masing. Jika belajar ke Mesir dipersulit impian para santri lulusan pesantren yang ingin belajar ke Al Azhar rasanya akan pudar," ujar Didik.
Disclaimer: Hingga berita ini ditayangkan tribunnews telah menghubungi Dirjen Pendis Kemenag lewat telpon dan pesan singkat WA untuk melakukan konfirmasi namun belum ada jawaban.