Masyarakat Diajak Selektif Serap Informasi Tentang Nutrisi dan Diet dari Influencer dan Figur Publik
Banyak yang mengidamkan tubuh langsing dan sehat namun justru terjebak dengan pilihan program diet dan gaya hidup yang kurang tepat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini literasi masyarakat tentang pangan dan gizi masih belum merata. Sebagian masyarakat belum memahami pentingnya menjaga asupan nutrisi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Hal itu diperparah oleh penyampaian informasi yang tidak tepat oleh sebagian figur publik atau influencer yang tidak sesuai teori dan bukti ilmiah serta regulasi tentang anjuran mengenai pola diet.
Hal ini dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap program pemerintah dalam meningkatkan konsumsi makanan ideal bagi masyarakat. Karena faktanya memang tidak ada satu cara atau diet yang paling sehat untuk semua orang.
“Menurunkan berat badan dan diet bukanlah urusan yang mudah bagi sebagian besar orang di dunia, termasuk warga Indonesia. Tanpa disadari ada hal-hal kecil di balik gaya hidup dan diet yang menyebabkan kegagalan dalam mengontrol berat badan," ujar Rico Alexander Pratama, Ketua Panitia Mini Simposium Agriculture, Food, and Society (AFS) yang diselenggarakan Prodi Pangan dan Nutrisi dari Fakultas Bio Sains, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), di Jakarta.
"Banyak yang mengidamkan tubuh langsing dan sehat namun justru terjebak dengan pilihan program diet dan gaya hidup yang kurang tepat," imbuh Rico.
Baca juga: Cegah Covid-19 pada Anak, Ini Saran Dokter untuk Cukupi Kebutuhan Nutrisi Mereka
Rico Alexander menambahkan, lewat sesi mini simposium ini diharapkan dapat meminimalisir kesimpangsiuran informasi seputar makanan dan nutrisi.
“Awalnya kami melakukan survei berbasis online yang berawal dari ketertarikan kami terhadap isu-isu seputar makanan dan kehidupan masyarakat selain terkait nutrisi, yakni meliputi persepsi terhadap diet, food label, food fraud, dan lain-lain," ujarnya.
Baca juga: Buah-buahan yang Sebaiknya Dihindari Bagi Mereka yang Ingin Diet
Kemudian, atas usul dosen di kampusnya, pihaknya menyelenggarakan simposium untuk membagikan hasil penemuan dalam surveinya ke masyarakat.
“Bagi konsumen, mereka dapat lebih berhati-hati terhadap food fraud atau penggunaan antibiotik berlebihan," ujar Rico yang juga Mahasiswa Food Science and Nutrition i3L.
Baca juga: Ini Sederet Nutrisi yang Penting Dikonsumsi Selama Pandemi Covid-19
Sementara, bagi produsen agar mereka bisa mendapatkan gambaran tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap makanan dan topik tertentu. "Karena peserta simposium didominasi oleh pelajar, kami harapkan simposium ini dapat bermanfaat banyak bagi konsumen,” tuturnya.
Simposium ini terdiri dari enam presentasi dalam dua sesi. Sesi pertama lebih mengarah pada persepsi masyarakat terhadap makanan atau diet mereka. Di antaranya adalah diet plans and food indulgence, organic foods, and vegan and vegetarian diet.
Mini simposium ini juga membahas tentang organic food dan vegetarian and vegan diet yang mana kedua topik itu sedang naik daun dewasa ini.
Sebagian besar dari responden penelitian mengaku mengetahui tentang topik tersebut, namun sayangnya tidak sedikit responden yang masih belum paham betul bahkan keliru.