Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nadiem: Gotong Royong Dibutuhkan di Era Disrupsi Teknologi

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan kebijakan Merdeka Belajar terinspirasi dari Ki Hajar Dewantara dan Bung Karno.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Nadiem: Gotong Royong Dibutuhkan di Era Disrupsi Teknologi
Ist
Nadiem Makarim 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan kebijakan Merdeka Belajar terinspirasi dari Ki Hajar Dewantara dan Bung Karno.

Menurut Nadiem, hal itu adalah filsafat para pendiri bangsa yaitu kemerdekaan berpikir dan kemerdekaan atas jajahan mental.

"Makanya kita menyebut tujuan dari transformasi pendidikan kita adalah profil pelajar Pancasila," ujar Nadiem saat menjadi pengulas dalam acara daring 'Sarasehan Nasional Indonesia Muda Membaca: Bung Karno', Selasa (29/6/2021).

Kemendikbudristek membeberkan ada enam profil pelajar pancasila, antara lain beriman bertaqwa kepada Tuhan YME, kebhinekaan global, mandiri, kreatif, nalar kritis dan gotong royong.

Baca juga: Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

Nadiem mengungkapkan ada pemikiran proklamator Soekarno atau Bung Karno yang menjadi poin dalam Pelajar Pancasila, yakni gotong royong.

Konsep gotong royong, menurut Nadiem, merupakan kompetensi terpenting di abad 21.

Berita Rekomendasi

Kemampuan berkolaborasi dan bekerja secara tim merupakan kompetensi paling penting.

"Jadi itu menjadi profil Pelajar Pancasila yang terpenting, gotong-royong, yakni kemampuan berkolaborasi dan bekerja dalam tim. Dan itulah yang akan menjadi definisi dari knowledge economy," tutur Nadiem.

Baca juga: Sebelum Dirikan Gojek, Nadiem Makarim Ternyata Sering Nongkrong di Pangkalan Ojek

"Semua disrupsi teknologi yang akan merambah ke semua sektor industri. Ini akan menambah value, menambah nilai daripada kolaborasi," tambah Nadiem.

Menurut Nadiem, kemampuan bergotong-royong harus diinstitusionalisasikan ke jenjang pendidikan.

"Bagaimana kita mengajarkan anak-anak itu kreatif dan kolaboratif? Kalau proses pembelajarannya tidak berbasis Project based. Kalau pembelajarannya tidak berbasis menghasilkan suatu karya, seperti yg hana sebut sebelumnya. Bagaimana kita bisa melakukan itu," pungkas Nadiem.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas