Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Paragraf Berdasarkan Pola Penalaran: Deduktif, Induktif, Ineratif, hingga Ide Pokok Menyebar

Paragraf dibedakan berdasar pola penalaran, di antaranya, deduktif, induktif, ineratif, hingga ide pokok menyebar.

Penulis: Faishal Arkan
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Paragraf Berdasarkan Pola Penalaran: Deduktif, Induktif, Ineratif, hingga Ide Pokok Menyebar
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Pengunjung membeli buku pelajaran di Pasar Buku Palasari, Jalan Palasari, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Memasuki tahun ajaran baru 2020-2021, penjualan buku di Pasar Buku Palasari tidak seramai dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut akibat dari rendahnya daya beli masyakarat karena kondisi perekonomian masyarakat yang turun drastis akibat pandemi Covid-19. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM - Paragraf merupakan suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain.

Kegunaan dari paragraf yaitu untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan gagasan dalam sebuah karangan ilmiah atau tulisan lainnya.

Namun, paling tidak terdapat kriteria cara penuangan gagasan tersebut.

Dalam setiap karangan ilmiah, seluruh gagasan tersebut dikemas dalam bentuk paragraf.

Setiap paragraf harus dipastikan ada gagasan pokok atau gagasan utamanya.

Sedangkan, gagasan lain yang ada di dalam paragraf tersebut merupakan penjelas.

Berita Rekomendasi

Dalam menuangkan gagasan tersebut, kita harus memerhatikan pola penalaran.

Berdasarkan pola penalaran itu, pengelompokan paragraf didasarkan pada penempatan gagasan utama.

Paragraf dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pola penalarannya.

Baca juga: Materi Sekolah: Pencegahan Bahaya Penggunaan Listrik

Ilustrasi Buku
Ilustrasi Buku (Pixabay/DariuszSankowski)

Baca juga: Pengertian Ide Pokok, Beserta Ciri-ciri dan Cara Menemukan Gagasan Pokok dalam Sebuah Paragraf

Dalam buku Penyuluhan Paragraf Kemdikbud, dijelaskan jenis-jenis paragraf berdasarkan pola penalaran, yaitu:

1. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif merupakan paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat penjelas untuk mendukung gagasan utama.

Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas dalam kalimat topik.

Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang ada dalam kalimat topiknya.

Contoh Paragraf

Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian.

Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu.

Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal.

Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.

Penjelasan

Paragraf di atas termasuk paragraf deduktif karena kalimat topiknya terdapat pada awal paragraf.

Kalimat topik paragraf tersebut adalah tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas tenaga kerja adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian.

Kalimat topik itu kemudian dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas.

Kalimat-kalimat penjelas itu masing-masing menguraikan butir-butir yang diperlukan untuk mempertegas informasi dalam kalimat topik tentang etos kerja tinggi.

Meliputi kepandaian, keterampilan, dan kepribadian tenaga kerja.

2. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian akhir.

Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

- Diawali penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasan utama.

- Menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu.

Untuk menjaga koherensi antar kalimat dalam paragraf, dalam perumusan kalimat simpulan itu sering digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai konjungsi antar kalimat.

Kata atau frasa yang biasa digunakan sebagai penumpu kalimat simpulan itu di antaranya:

- Jadi;

- Akhirnya;

- Akibatnya;

- Oleh karena itu;

- Maka dari itu;

- Berdasarkan uraian di atas;

- Dengan demikian.

Karena fungsinya sebagai penumpu kalimat, kata-kata tersebut diletakkan di awal kalimat dan tentu saja harus diawali  huruf kapital.

Karena fungsinya juga sebagai konjungsi antarkalimat (konjungsi ekstraklausal), kata-kata tersebut harus diikuti tanda baca koma.

Contoh Paragraf

Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi.

Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan.

Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini.

Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.

Penjelasan

Paragraf tersebut, diawali perincian yang berupa peristiwa-peristiwa khusus.

Peristiwa khusus itu berupa salju yang turun, keadaan kota yang memutih karena salju, dan hawa dingin yang menyelimuti beberapa wilayah di Jepang.

Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa itulah keadaan Jepang saat musim dingin.

Tulisan dengan pemaparan semacam itu dapat dikategorikan sebagai paragraf induktif, suatu paragraf yang dimulai dengan hal khusus kemudian diakhiri dengan pernyataan umum yang merupakan kalimat topiknya.

3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf.

Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya ada dua.

Adanya dua kalimat topik itu hanya merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.

Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum.

Diikuti pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas dan diakhiri pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan utama.

Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan kalimat topik yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama.

Contoh Paragraf

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan seseorang terserang penyakit jantung koroner.

Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi.

Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi.

Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol.

Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Penjelasan

Gagasan utama paragraf tersebut adalah kolesterol merupakan penyebab penyakit jantung koroner.

Gagasan utama itu kemudian diikuti oleh tiga kalimat penjelas.

Ketiga kalimat penjelas tersebut, di antaranya:

- Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi.

- Di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi.

- Di Asia sebagian besar penderita jantung koreoner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol.

Ketiganya merupakan penjelas atau penegas bahwa kolesterol menjadi penyebab utama penyakit jantung koroner.

4. Paragraf Ineratif

Paragraf inretaif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah paragraf.

Paragraf ini diawali kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk mempertegas informasi.

Contoh Paragraf

Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus.

Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus.

Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah.

Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir.

NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir.

Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana.

Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa.

Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen.

Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.

Penjelasan

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang ditimpa banyak musibah dan bencana.

Dalam menyampaikan informasi penulis memulai dengan menampilkan hal-hal yang bersifat khusus.

Penulis mengawalinya dengan menampilkan bermacam-macam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Kemudian, menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik.

Untuk menegaskan bahwa semua yang terjadi itu merupakan musibah yang menimpa masyarakat Indonesia.

Penulis menambahkan informasi yang berupa akibat dari bencana tersebut.

5. Ide Pokok Menyebar

Paragraf dengan pola semacam ini tidak memiliki kalimat utama.

Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya.

Contoh Paragraf

Matahari belum tinggi benar.

Embun masih tampak berkilauan.

Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari.

Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain.

Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

Penjelasan

Gagasan utama paragraf tersebut tidak terdapat pada kalimat pertama, kedua, dan seterusnya.

Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu, pembaca harus menyimpulkan isi paragraf itu.

Dengan memerhatikan setiap kalimat dalam paragraf itu, kita dapat menyarikan isinya, yaitu gambaran suasana pada pagi hari yang cerah.

Inti sari itulah yang menjadi gagasan utamanya

Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Seni Musik, Periode Perkembangan Musik, Jenis, serta Contoh Alat Musik

(Tribunnews.com/Arkan)

Berita lainnya seputar materi sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas