Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Menunjukkan Perguruan Tinggi Siap Pembelajaran Tatap Muka dengan Fasilitas Penunjang Prokes

Rektor ITB Prof Reini menekankan tidak ada euforia dalam PTM terbatas dan memastikan kepatuhan atas aturan yang berlaku

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Survei Menunjukkan Perguruan Tinggi Siap Pembelajaran Tatap Muka dengan Fasilitas Penunjang Prokes
capture zoom meeting
Diskusi daring Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) - KPCPEN bertema Perguruan Tinggi Mulai Pembelajaran Tatap Muka belum lama ini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan Juli 2021, 63,9% perguruan tinggi siap melaksanakan PTM terbatas dengan perkuliahan campuran (hybrid learning) dan sebanyak 82% siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).

Sesditjen Dikti Kemdikbudristek Parisyanti Nurwardani mengungkapkan,  hasil survei itu cukup mengembirakan sehingga learning loss atau penurunan proses akademik di perguruan tinggi tidak akan terlalu banyak.

Kemdikbudristek  melakukan survei berkala memang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan memantau situasi di lapangan.

Menurut Paris, hasil survei juga menunjukkan bahwa perguruan tinggi dinilai siap dengan fasilitas penunjang protokol kesehatan (Prokes) serta akses kesehatan dalam persiapan PTM terbatas, di antaranya dalam pengadaan tempat cuci tangan, disinfektan, juga alat pengecek suhu.

“Termasuk di dalamnya, masker tembus pandang untuk yang disabilitas rungu.

Baca juga: Antisipasi Korban Banjir, Pemprov DKI Kembangkan JakPantau: Fitur Pemantau Tinggi Muka Air

Hanya, diketahui, baru 23% kampus telah menyiapkan masker tersebut, sehingga pihak kami akan membantu ketersediaannya,” kata Paris saat temu media daring yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) - KPCPEN bertema Perguruan Tinggi Mulai Pembelajaran Tatap Muka belum lama ini.

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah PhD menyambut baik pembukaan kembali PTM terbatas di kampus yang dipandang penting dalam memaksimalkan kualitas academic atmosphere (atmosfir akademis).

BERITA REKOMENDASI

“Berdasarkan introspeksi selama 18 bulan kemarin, capaian learning outcome (hasil pembelajaran) cukup memadai karena kita relatif siap dalam hal teknologi.

Namun academic atmosphere adalah sesuatu yang penting, tapi itu hilang. Jadi harus kita perjuangkan,” kata Reini.

Reini menekankan tidak ada euforia dalam PTM terbatas dan memastikan kepatuhan atas aturan yang berlaku.

Baca juga: Perayaan Kelulusan Program Profesional Kampus TSEA-UID Bali Tampilkan Pemimpin Transformatif

Selain memantau pelaksanaan Prokes melalui sidak berkala, pihaknya mewajibkan vaksinasi setidaknya sekali bagi mahasiswa dan upaya tersebut terus digencarkan.

“Vaksinasi ini tidak hanya sebagai syarat masuk kampus, melainkan untuk perlindungan diri sendiri dan lingkungan, agar mahasiswa bisa jadi duta vaksin dan duta protokol kesehatan,” tuturnya.


Mahasiswa ITB Berprestasi di Tingkat Nasional Ilham Subandoro menyanggupi hal tersebut.

Ia mengajak sesama mahasiswa yang telah menjalankan PTM terbatas untuk menjadi pionir dan duta bagaimana menerapkan Prokes di kampus agar dapat diikuti para mahasiswa lainnya, misalnya dengan melalui sosialisasi di media sosial.

Selain itu, menurutnya, PTM terbatas seharusnya disikapi sebagai kesempatan untuk memaksimalkan potensi yang ada di kampus.

Pengamat Pendidikan dari Komnas Pendidikan Andreas Tambah menyatakan bahwa PTM terbatas adalah sebuah kesempatan baik untuk mengoptimalkan pembelajaran, namun harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Diketahui, selalu terdapat risiko terjadinya penularan virus COVID-19 di sekitar kita.

“Harapannya, kalau untuk kampus, mahasiswa lebih paham dan bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Mahasiswa harus memahami literasi kesehatan, khususnya terkait virus corona, agar mereka dapat menjaga diri dan orang-orang sekitar dari paparan virus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas