Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Sejarah Sultan Agung Raja Kerajaan Mataram Islam 1613-1645, Simak Penjelasannya

Raden Mas Jatmika atau terbiasa di sebut Raden Mas Rangsang merupakan nama asli dari Sultan Agung yang merupakan Raja Mataram

Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Mengenal Sejarah Sultan Agung Raja Kerajaan Mataram Islam 1613-1645, Simak Penjelasannya
Laman kebudayaan.jogjakota.go.id
Sultan Agung 

TRIBUNNEWS.COM - Raden Mas Jatmika atau terbiasa di sebut Raden Mas Rangsang merupakan nama asli dari Sultan Agung yang merupakan Raja Mataram yang memerintah pada tahun (1613-1645).

Dikutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id, beliau dilahirakan dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati, tepat pada tahun 1613 genap di usia 20 tahun Sultan Agung naik tahta.

Keberhasilan yang membawa kerjaan Mataram Islam pada puncak kejayaan 1627 merupakan salah satu bentuk nyata kemimpinan dari Sultan Agung.

Saat masa pemerintahan Sultan Agung wilayah pesisir seperti Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan.

Dalam kurun watku 1612 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram semakin berkembang, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagaian Jawa Barat.

Baca juga: Mengenal Balaputradewa, Raja Kerajaan Sriwijaya serta Sejarah Kejayaan dan Peninggalannya

Baca juga: Mengenal Sejarah Mahapatih Gajah Mada Sang Pemersatu Nusantara dan Isi Sumpah Palapa

Kepemimpinan Sultan Agung membawa banyak dampak positif bagi Kerajaan Mataram Islam untuk dapat meningkatakan peradaban kebudayaan pada tingkta yang jauh lebih tinggi.

Ada beberapa keahlian yang dimiliki Sultan Agung, baik dalam bidang milter, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang membuat peradaban kerajaan Mataram semakin berkembang pesat.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya itu saja, namun Sultan Agung merupakan penguasa lokal pertama yang secara besar-besaran untuk melawan Belanda yang tiba melalui kongsi dagang VOC (Vereenigde Ooos Indische Compagnie).

Ribuan warga berdesakan berebut air hasil tradisi nguras enceh di kompleks Makam Raja-raja Mataram Imogiri, Bantul, Jumat (7/12/2012).
Ribuan warga berdesakan berebut air hasil tradisi nguras enceh di kompleks Makam Raja-raja Mataram Imogiri, Bantul, Jumat (7/12/2012). ((Tribun Jogja/Yudha Kristiawan))

Saksi bisu Batavia adalah salah satu lokasi perlawanan Sultan Agung terhadap VOC yang dilaksakan pada tahun 1628 dan 2629.

Perlawan tersebut terjadi dikarenakan Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di Batavia dapat membahayakan kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa.

Karena kekuasaan Matram Islam pada saat itu meliputi banyak daerah pulau Jawa, dari Pasuruan sampai Cirebon.

Namun, perlawan yang dilakukan oleh VOC pun juga membuat penyebaran agama Islam terhambat.

Tidak hanya itu, VOC juga sempat memenangi pertempuran di Batavia yang berdampak pada kegagalan.

Hal yang membuat kegagalan kerajaan Mataram Islam untuk bertempur pada saat itu VOC membakar lumbung persedaiaan makanan pasukan yang dipimpin oleh Sultan Agung.

Sultan Agung mencurahkan perhatiannya pada bidang ekonomi dan kebudayaan.

Upaya yang dilakukan Sultan Agung antara alin memindahkan penduduk Jawa tengah ke Karawang, Jawa Barat dimana terdapat sawah dan ladang yang luas dan subur.

Sultan Agung meneruskan pendahulunya untuk meletakkan dasar perkembangan Mataram Islam dengan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada rakyat Mataram Islam.

Baca juga: Mengenal Sri Maharaja Purnawarman, Raja di Kerajaan Tarumanegara beserta Prasasti Peninggalannya

Baca juga: Mengenal Pahlawan Sultan Hasanuddin, Sang Ayam Jantan dari Timur, Raja Kerajaan Islam Gowa Tallo

Dikutip dari buku  Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tema 5 Pahlawanku (2017) karya Angi St Anggari dkk,Kegigihan beliau melawan Belanda sangat berdampak baik dalam mempertahankan bahkan mengembangkan budayawan lokal, terlebih khusus kebudayaan Mataram.

Sultan Agung juga dikenal sebagai penulisa naskah Sastra Gending. Beliau menetapkan bahasa Bagongan sebagai bahasa yang wajib digunakan oleh bangsawan dan pejabat di lingkungan kraton.

(Tribunnews.com/Devi Rahma)

Artikel Lain Terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas