Balai Bahasa Jatim Susun Kamus Digital Bahasa Daerah
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Kemendikbudristek melakukan penyusunan Kamus Digital Istilah Kesenian di Jawa Timur.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Kemendikbudristek melakukan penyusunan Kamus Digital Istilah Kesenian di Jawa Timur.
Kepala Balai Bahasa Jatim Asrif mengatakan pihaknya melakukan inventarisasi dan pengolahan kosakata bahasa Jawa dan Madura di berbagai bidang kehidupan.
"Walaupun hanya memiliki dua bahasa besar, yaitu Jawa dan Madura, Namun upaya penyusunan kamus kesenian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat," ujar Asrif melalui keterangan tertulis, Jumat (29/10/2021).
Asrif menjelaskan inventarisasi kosakata bahasa yang dimaksud adalah bahasa yang biasa di temui di kehidupan masyarakat mulai dari kesenian, kuliner, perikanan, kelautan, aktivitas harian lainnya.
Baca juga: Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Digital
Kosakata ini nantinya akan melalui proses verifikasi dan validasi sebelum diusulkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sementara kamus digital diharapkan mendapatkan antusiasme tinggi.
"Dengan disusunnya Kamus Istilah Kesenian di Jawa Timur dalam bentuk digital diharapkan jangkauan pengguna kamus akan lebih luas," kata Asrif.
Asrif menyebut penyusunan Kamus Istilah Kesenian di Jawa Timur tersebut direncanakan akan selesai di tahun 2022 mendatang.
Hingga saat ini, Asrif mengatakan program ini telah berjalan selama dua tahun dengan empat tempat pengambilan data, yaitu Mojokerto, Kota Batu, Sumenep, dan Probolinggo.
Baca juga: Balai Bahasa Kalteng: Kemajuan Teknologi Jadi Peluang Melestarikan Bahasa Daerah
Saat ini pun, telah terkumpul 1500 entri istilah kesenian yang berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Madura.
"Sementara itu, dari kegiatan Inventarisasi dan Pengolahan Data Kosakata pada tahun ini terkumpul 1000 entri kosakata bahasa Jawa dan Madura yang akan diusulkan untuk memperkaya KBBI," tutur Asrif.
Sementara itu, Asrif pun mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi pihaknya justru hadir tak kala di Jawa Timur, hanya terdapat dua Bahasa besar yakni bahasa Jawa dan bahasa Madura.
Sedikitnya bahasa daerah di Jawa Timur, menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menyumbangkan berbagai kosakata khas yang dimilikinya.
Asrif mengatakan pihaknya berupaya untuk dapat menggali istilah-istilah khas tersebut untuk diusulkan dalam KBBI.
"Upaya yang dilakukan tersebut di antaranya adalah penggalian istilah dari berbagai bidang mulai dari kesenian, kebudayaan, dan kuliner khas di Jawa Timur dan penggalian istilah dari berbagai segi kehidupan masyarakat, mulai dari kehidupan masyarakat pertanian maupun masyarakat perikanan atau nelayan," ucap Asrif.
Dirinya menilai sedikitnya bahasa daerah di Jawa Timur ini menjadikan tantangan tersendiri bagi Jawa Timur untuk bisa menyumbangkan berbagai kosakata khas yang dimilikinya.
Tantangan lain yang dihadapi saat pengambilan data adalah saat tim harus masuk ke desa-desa terpencil untuk bertemu masyarakat penutur yang masih asli, atau tokoh adat, misalnya saat naik ke Bromo menuju Desa Ngadisari untuk menemui dukun Suku Tengger.