Teknologi yang Terinspirasi dari Struktur Jaringan Tumbuhan, Panel Surya Salah Satunya
Berikut teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan, panel surya salah satunya.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Daryono
Sel penjaga ini memiliki reseptor cahaya yang disebut fotoreseptor yang peka terhadap cahaya.
Saat siang hari yang terik, fotoreseptor pada sel penjaga akan menangkap cahaya dan menyebabkan air dalam sel penjaga dipompa keluar dengan bantuan ion-ion.
Akibatnya, sel penjaga akan mengecil dan lubang stomata tertutup.
Saat malam hari, air dipompa lagi masuk ke dalam sel penjaga dengan bantuan ion-ion, sehingga sel penjaga menjadi lebih besar, akibatnya stomata menjadi terbuka.
3. Lapisan pelindung dan pengilap
Tentu masyarakat tidak asing lagi dengan tanaman talas atau daun teratai.
Ketika seseorang melihat kedua daun tanaman tersebut, kedua daun pada tanaman tersebut pasti terlihat sangat bersih dan tahan air.
Apabila dilihat melalui mikroskop, penampang melintang dari kedua daun tersebut dan terlihat pada permukaan daun terdapat lapisan tebal yang disebut kutikula.
Kutikula ini tersusun atas senyawa lipid berupa lilin (wax) dan polimer hidrokarbon yang disebut kutan.
Kedua senyawa ini bersifat hidrofobik atau tidak suka air, sehingga jika air mengenai lapisan ini maka tidak akan membasahi daun.
Lapisan lilin ini juga mampu mencegah menempelnya debu atau kotoran lain dan membuat daun tetap bersih.
Selain itu, ternyata ilmuwan juga telah mengadopsi mekanisme ini dan menerapkannya untuk membuat cat yang tidak mudah kotor, lapisan pengilap, dan lapisan anti air.
Misalnya pada semir sepatu, lapisan pengilap pada mobil atau perabot rumah tangga, dan lain sebagainya.
4. Alat pemurnian air
Masyarakat juga tidak asing lagi dengan tanaman eceng gondok.
Air di sekitar tanaman eceng gondok terlihat jernih.
Pada umumnya, perairan yang ditumbuhi eceng gondok kondisi airnya jernih.
Ketika seseorang melihat akar eceng gondok, akar eceng gondok terlihat berbentuk serabut-serabut yang banyak dan rapat.
Akar-akar ini mampu menyerap partikel-partikel yang terlarut dalam air sehingga air menjadi bersih.
Bahkan, zat-zat berbahaya seperti racun pun dapat diserap oleh eceng gondok.
Kemudian, apabila mengamati membran sel akar secara lebih teliti dengan menggunakan mikroskop elektron, maka akan terlihat lubang-lubang atau saluran kecil pada membran sel akar.
Saluran ini terbentuk dari protein dan memiliki lubang dengan ukuran tertentu dan daya ikat tertentu pula.
Salah satu salurannya bernama aquaporin.
Aquaporin ini merupakan saluran (protein kanal) yang hanya dapat dilewati oleh air, sehingga partikel lain tidak dapat masuk lewat aquaporin.
Mekanisme tersebut menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi penyaringan atau pemurnian air.
Dengan teknologi ini, air yang kotor dapat disaring, sehingga air hasil penyaringan benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Selain menginspirasi untuk mengembangkan teknologi, struktur organ dan jaringan tumbuhan juga menginspirasi bentuk rancangan bangunan.
Misalnya, gedung teater Esplanade di Singapura yang terinspirasi dari struktur kulit buah durian.
Lapisan terluar dari atap gedung tersebut berbentuk segitiga seperti duri pada durian.
Selain itu, atap tersebut dapat diatur untuk mengikuti pergerakan matahari, sehingga dapat menjaga intensitas cahaya yang masuk dalam gedung.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah