Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Perubahan dalam Jaring-Jaring Makanan Dilengkapi Susunan Rantai Makanan

Mengenal perubahan dalam jaring-jaring makanan dilengkapi susunan rantai makanan. Alam dan makhluk hidup senantiasa akan berubah.

Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Mengenal Perubahan dalam Jaring-Jaring Makanan Dilengkapi Susunan Rantai Makanan
Buku Tematik Tema 5 Kelas 5 Subtema 2 Pembelajaran 1.
Mengenal Perubahan dalam Jaring-Jaring Makanan Dilengkapi Susunan Rantai Makanan, Selengkapnya dalam Artikel ini 

TRIBUNNEWS.COM - Alam dan makhluk hidup senantiasa akan berubah.

Dikutip dari Buku Tematik SD/MI Kelas V Tema 5 Ekosistem (2017) oleh Diana Puspa Halaman 107, perubahan pada satu bagian dari sebuah jaring-jaring makanan akan mengubah bagian yang lain.

Pada musim hujan, tumbuhan tumbuh subur dan tanaman padi pun menjadi subur.

Meningkatnya jumlah tanaman padi pada ekosistem sawah akan meningkatkan jumlah hewan atau konsumen yang memakan padi, misalnya tikus sawah.

Peningkatan jumlah tikus sawah, akan meningkatkan jumlah salah satu hewan pemangsanya, yaitu ular sawah.

Ular sawah adalah mangsa dari hewan yang lain, misal burung elang.

Oleh karena itu, jumlah populasi burung elang pada ekosistem sawah tersebut akan meningkat dan demikian seterusnya.

Baca juga: Mengenal Ancaman Perubahan Iklim Global, Dampaknya Terhadap Bumi dan Upaya Penanggulangan

Baca juga: Mengenal Perubahan Ekosistem serta Contoh Perbuatan Manusia yang Menganggu Ekosistem

Seekor elang Jawa di salah satu kandang di Pusat Konservasi Elang Kamojang, Jalan Raya Kamojang, Kampung Citepus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (21/10/2017). Pusat konservasi yang beroperasi mulai akhir 2014 itu, hingga Oktober ini telah menampung lebih dari 100 ekor elang berbagai jenis dari serahan masyarakat dan sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sudah dilepasliarkan sebanyak 22 ekor. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Seekor elang Jawa di salah satu kandang di Pusat Konservasi Elang Kamojang, Jalan Raya Kamojang, Kampung Citepus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (21/10/2017). Pusat konservasi yang beroperasi mulai akhir 2014 itu, hingga Oktober ini telah menampung lebih dari 100 ekor elang berbagai jenis dari serahan masyarakat dan sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sudah dilepasliarkan sebanyak 22 ekor. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Berita Rekomendasi

Rantai makanan sebagai bagian jaring-jaring makanan pada sebuah ekosistem tidak akan terputus selama semua bagian dari rantai tersebut tetap berperan.

Rantai makanan di sawah akan terus terbentuk selama makhluk hidup penyusunnya ada.

Jika salah satu dari penyusun rantai makanan tersebut tidak ada karena berbagai faktor maka penyusun rantai makanan lain akan terganggu.

Jika tidak ada padi, tikus sawah akan kelaparan dan ular sawah pun demikian sehingga burung elang pun kesulitan mendapatkan makanan.

Rantai makanan akan terganggu dan merugikan apabila ular sawah yang seharusnya memangsa tikus sawah ternayata memangsa hewan lain, misal anak ayam yang dipelihara manusia.

Jika salah satu rantai makanan terganggu, jaring-jaring makanan pun akan terganggu.

Perubahan-perubahan yang bersifat alami dan menjadi bagian dari daur kehidupan di dalam ekosistem, tidak akan memberikan gangguan yang berarti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas