Gangguan atau Kelainan pada Sistem Peredaran Darah dan Upaya untuk Mencegah serta Menanggulanginya
Berikut gangguan atau kelainan pada sistem peredaran darah dan upaya untuk mencegah serta menanggulanginya.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Whiesa Daniswara
Menghindari stres yang berlebihan termasuk cara mencegah penyakit jantung.
Stres berlebih dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan meningkatnya denyut jantung.
Kondisi ini akan menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah.
Oleh karena itu, hindarkan diri kita dari stres.
- Menjaga berat badan dalam kondisi ideal
Berat badan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya obesitas.
Obesitas dapat meningkatkan risiko terkena serangan stroke sebesar 15 persen.
Obesitas dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dan penyakit jantung.
2. Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi karena kematian pada jaringan di otak yang disebabkan karena kurangnya asupan oksigen di otak.
Hal ini terjadi karena pembuluh darah pada otak tersumbat oleh lemak atau kolesterol ataupun salah satu pembuluh darah di otak pecah.
Karena penyebab penyakit stroke sama dengan penyebab penyakit jantung, maka usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena stroke juga sama dengan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner.
Langkah penting yang harus dilakukan apabila menjumpai penderita stroke adalah mencari pertolongan agar penderita dapat segera dibawa ke rumah sakit atau unit kesehatan lainnya agar penderita segera mendapatkan penanganan medis.
3. Varises
Varises adalah suatu keadaan di mana pembuluh darah balik (vena) mengalami pelebaran dan terpuntir.
Gangguan ini biasanya terjadi di daerah kaki.
Upaya apa yang dapat dilakukan agar terhindar dari varises
- Ketika tidur, sebaiknya tungkai dinaikkan (kurang lebih 15-20 cm).
Aktivitas ini sebaiknya dilakukan setelah melakukan perjalanan jauh atau melakukan aktivitas yang melelahkan.
- Menghindari berat badan berlebih.
- Menghindari berdiri terlalu lama.
- Berolahraga secara teratur seperti berjalan, berenang, dan senam.
- Menghindari memakai sepatu dengan hak tinggi.
Masyarakat tetap boleh memakai sepatu dengan hak tinggi, asalkan aktivitas yang dilakukan tidak terlalu berat dan dalam waktu yang lama.
4. Anemia
Anemia merupakan gangguan yang disebabkan karena kekurangan hemoglobin atau kekurangan sel darah merah.
Apabila kadar hemoglobin dalam darah rendah, dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing, dan muka pucat.
Anemia dapat terjadi akibat terganggunya produksi eritrosit.
Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan zat besi.
Anemia juga dapat disebabkan karena terjadinya pendarahan yang hebat.
Bagi perempuan, anemia dapat terjadi pada saat sedang mengalami menstruasi.
Setiap terjadi menstruasi, tubuh akan kehilangan darah dalam jumlah cukup banyak, yaitu sebanyak 50 – 80 mL dan zat besi sebesar 30 – 50 mg.
Oleh karena itu, agar tidak mengalami anemia, sebaiknya selama masa menstruasi cobalah untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, mengonsumsi makanan bergizi, dan jika diperlukan mengonsumsi suplemen penambah zat besi.
5. Hipertensi dan hipotensi
Hipertensi disebut juga tekanan darah tinggi, terjadi jika tekanan darah di atas 120/80 mmHg.
Gejala penderita hipertensi antara lain sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung, mual, muntah, dan sesak napas.
Hipertensi dapat disebabkan karena arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang olahraga, stres, mengonsumsi minuman beralkohol atau yang banyak mengandung garam, lemak, dan kolesterol.
Cara mengatasi hipertensi
- Penderita hipertensi yang disebabkan karena obesitas harus menurunkan berat badannya, sehingga mencapai berat badan ideal.
- Hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
- Berolahragalah secara teratur.
- Hindari kebiasaan merokok.
- Hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres.
Berbeda dengan hipertensi, hipotensi terjadi apabila tekanan darah kurang dari 120/80 mm Hg.
Hipotensi disebut juga dengan tekanan darah rendah.
Orang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (berkunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, detak/denyut nadi lemah, dan tampak pucat.
Cara untuk mengatasi hipotensi
- Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari.
- Mengonsumsi minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya kopi, mengonsumsi makanan yang cukup mengandung garam, dan berolahraga dengan teratur.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah