Pembangunan Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-negara ASEAN, Simak Penjelasannya
Pembangunan ekonomi maritim ingin menjadikan kekayaan potensi kemaritiman sebagai landasan mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Wahyu Gilang Putranto

Ditinjau dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah.
Industri galangan kapal, yang sebenarnya sangat strategis karena mempunyai rantai hulu-hilir yang panjang, hingga saat ini belum berkembang.
Sistem pelabuhan saat ini hanya berperan sebagai cabang atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya.
Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif.
Daya saing sumber daya manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah.
b. Sektor Perikanan
Potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara industri perikanan terbesar di Asia.
Namun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah.
Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun masih sangat kurang.
c. Sektor Pariwisata Bahari
Pengembangan pariwisata bahari diyakini dapat mempunyai efek bergand (multiplier effect) yang dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri (devisa).
Selain itu, pengembangan pariwisata bahari mempunyai dampak positif untuk tumbuh bangkitnya jiwa dan budaya bahari yang dapat memberikan efek berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang tangguh.
Namun demikian, hingga saat ini pariwisata bahari belum berkembang dengan baik.
Contoh ekonomi maritim di ASEAN selain Indonesia antara lain adalah Ekonomi maritim di wilayah Asia Tenggara dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang sangat mendasar.